Kamis 26 Jan 2017 10:01 WIB

Trump Yakin Lima Juta Orang Memilih Secara Ilegal

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS terpilih, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS terpilih, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih mengungkit soal klaim pemilih ilegal dalam pemilu November tahun lalu. Ia meyakini jutaan orang memilih secara ilegal dalam Pemilu AS November lalu. Ia mengklaim diri yakin memenangkan suara pemilih (popular vote) dari Hillary Clinton jika tak ada pemilih ilegal.

"Sebagai tambahan soal memenangkan electoral college. Saya menang suara populer jika Anda mengurangi jutaan orang yang memilih secara ilegal," kata Trump dalam cicitannya di akun resmi Trump pada akhir November.

Dilansir BBC, Rabu (25/1), juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengonfirmasi Trump tetap memikirkan suara ilegal tersebut. "Dia (Trump) percaya hal itu berdasarkan penelitian dan bukti yang diberikan kepadanya," kata Spicer.

Baca: Meski tak Ada Bukti, Trump akan Selidiki Kecurangan Pemilu

Namun, saat ditekan oleh wartawan, Spicer tidak menyodorkan bukti yang mendukung klaim tersebut. Sementara menurut Reality Check, tidak ada bukti yang mendukung klaim Trump soal sedikitnya 2,86 juta orang memilih secara ilegal.

Trump mengutarakan bahwa klaimnya kembali pada Senin bahwa antara tiga sampai 5 juta imigran tak terdokumentasi memilih untuk Hillary Clinton. Trump memenangkan suara elektoral dengan perbedaan jumlah yang besar dengan Clinton.

Sementara di suara populer Trump kalah jauh, sekitar 2,86 juta suara dibanding Clinton. Trump berpegang pada penelitian pada 2014 yang menemukan bukti non-penduduk AS memang menggunakan hak pilih sehingga bisa mempengaruhi hasil.

Studi yang dipublikasikan di Electoral Studies itu pun mendapat kritik dari pakar politik yang menuduh ada kesalahan data. Trump juga menyebut laporan Pew Center soal 1,8 juta penduduk AS yang sudah meninggal masih terdaftar sebagai pemilih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement