REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kehilangan salah satu wilayah di Benghazi, Libya. Wilayah itu merupakan salah satu benteng terakhir kelompok militan tersebut.
Selama ini, ISIS menguasai sejumlah wilayah di Benghazi, kota kedua terbesar di Libya. Kelompok teroris itu dipukul mundur oleh pasukan dari Khalifa Haftar.
Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan yang setia kepada marsekal itu meluncurkan serangan berat. Bagian dari Benghazi dikepung dan pertempuran terburuk terjadi di distrik Ganfouda.
Seorang juru bicara pasukan Haftar atau dikenal dengan Tentara Libya Timur mengatakan sejumlah wilayah di Benghazi kini bersih dari ISIS. Namun, sebagian dari anggota kelompok militan tersebut masih berada di beberapa wilayah kecil di kota tersebut.
Meski pasukan Haftar kini menguasai Ganfouda, namun warga sipil di distrik itu tetap menderita. Mereka kehilangan tempat tinggal dengan pertempuran yang terjadi selama lebih dari dua tahun di Benghazi.
Pasukan Haftar selama ini tidak diakui oleh tentara Pemerintah Libya yang didukung PBB. Sejak jatuhnya Muammar Gaddadi, presiden negara itu pada 2011 lalu pertempuran kerap terjadi.
Masing-masing pasukan bertempur, khususnya Tentara Libya Timur yang ingin menguasai wilayah pemerintahan negara. Kemudian, situasi diperburuk dengan kemunculan ISIS yang memanfaatkan situasi konflik di negara itu.