Kamis 26 Jan 2017 13:11 WIB

Gaduhnya Meksiko Tanggapi Pembangunan Dinding Perbatasan Trump

Situs berita Meksiko La Jornada memuat tajuk utama mengenai pembangunan dinding perbatasan AS-Meksiko oleh Presiden AS Donald Trump.
Foto: La Jornada
Situs berita Meksiko La Jornada memuat tajuk utama mengenai pembangunan dinding perbatasan AS-Meksiko oleh Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Para politikus, pengamat dan media Meksiko mengungkapkan kemarahan mereka terhadap rencana pembangunan dinding perbatasan Presiden AS Donald Trump. Mereka menyebutnya tindakan permusuhan dan tidak berharga.

Dilansir dari BBC, Kamis (26/1), tidak lama usai Trump menandatangani perintah eksekutif untuk pembangunan segera dinding di perbatasan selatan, para tokoh di Meksiko mulai menyuarakan kemurkaan mereka.

"Dari Ancaman Menjadi Kenyataan: Janji Trump Soal Dinding," demikian tajuk utama surat kabar Meksiko Milenio. Harian tersebut juga memuat serangkaian cicitan Trump di Twitter berisi janji memperketat keamanan perbatasan, menyelesaikan imigrasi ilegal dan menyediakan lapangan pekerjaan di AS.

Surat kabar sayap kiri La Jornada menampilkan judul "Trump: Pembangunan Dinding Segera, Meksiko akan Membayar 100 Persen". Senator Armando Rios Piter menyebut pengumuman Trump itu aksi permusuhan. Dia mendesak Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto tidak menghadiri pertemuan dengan Trump pada 31 Januari.

Mantan kandidat presiden Meksiko sekaligus pemimpin partai oposisi, Andres Manuel Lopez Obrador menggambarkan langkah Trump sebagai agresi. "Presiden Trump, dinding Anda menyerang kami dan membuat Statuta Kebebasan menjadi mitos. Kami akan melapor ke pengadilan internasional. Hidup persaudaraan," katanya melalui akun @lopezobrador.

Analis politik terkemuka Meksiko Jesus Silva-Herzog Marquez menyebutnya memalukan. Kemarahan Meksiko ini juga akan menjadi topik pembahasan dalma pertemuan tingkat tinggi pemimpin Amerika Latin di Republik Dominika.

"Sebuah dinding bukan solusi imigrasi," kata Presiden Ekuador Rafael Correa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement