REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (28/1). Kedua pemimpin negara direncanakan berbincang melalui telepon. Ini merupakan perbincangan pertama setelah Trump resmi dilantik menjadi Presiden AS ke-45 pada Jumat (20/1) lalu. Nantinya, mereka diperkirakan membahas kerja sama bilateral dan keamanan nasional.
Sebelumnya, Trump mengisyaratkan untuk mencabut sejumlah sanksi AS terhadap Rusia. Namun, hal ini ditentang oleh sejumlah politisi Partai Republik yang menjabat sebagai anggota senat Negeri Paman Sam. "Tidak akan ada hal itu dan saya mengejar pembentukan undang-undang untuk menegakkan sanksi AS terhadap Rusia," ujar senator John McCain, dilansir BBC, Jumat (27/1).
Trump bahkan menilai bahwa Putin adalah sosok pemimpin yang tidak sesuai menjadi mitra AS. Namun, penasehat untuk Trump, Kellyanne Conway, mengatakan saat ini pencabutan sanksi Rusia masih menjadi pertimbangan miliarder tersebut. "Tentunya, dalam panggilan telepon ini juga, keduanya akan membahas kepentingan negara masing-masing dan bekerjasama dalam isu yang sama seperti menangkal terorisme," jelas Conway.
Trump pernah menyatakan akan memperkuat hubungan AS dan Rusia. Hal itu ia sampaikan di tengah tuduhan intelijen negara bahwa Moskow mencoba campur tangan dalam pemilu 8 November 2016 lalu.