REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan Kanada siap menyambut pengungsi Muslim yang ditolak memasuki Amerika Serikat (AS) oleh Presiden Donald Trump. Pernyataan tersebut merupakan reaksi Trudeau atas larangan visa bagi negara-negara mayoritas Muslim untuk memasuki AS, yang dikeluarkan pemerintahan Trump.
Trudeau juga mengunggah sebuah gambar di akun Twitter pribadinya, yang menunjukkan ia sedang menyapa anak Suriah pada 2015 di Bandara Toronto. "Untuk orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan, teror, dan perang, Kanada akan menyambut Anda, terlepas dari apapun iman Anda. Keanekaragaman adalah kekuatan kami #WelcomeToCanada," ujar Trudeau, Sabtu (28/1), dilansir dari Fox News.
Trudeau juga berencana membahas keberhasilan kebijakan pengungsi Kanada dengan Trump. Trudeau mengaku, ia telah menerima kedatangan lebih dari 39 ribu pengungsi Suriah sejak ia terpilih menjadi perdana menteri.
"Perdana Menteri berencana membahas keberhasilan kebijakan imigrasi dan pengungsian Kanada dengan Presiden AS jika mereka bertemu," kata juru bicara Trudeau, kata Kate Purchase.
Walikota Toronto, John Tory, mendung pernyataan Trudeau. Ia bahkan menjuluki kotanya sebagai kota yang paling beragam di dunia.
"Kami memahami, sebagai orang Kanada hampir semua dari kami adalah imigran, dan tidak ada yang harus dibatasi atas dasar etnis atau kebangsaan," kata Tory.
Sebelumnya Departemen Luar Negeri AS menyatakan warga Kanada yang memiliki kewarganegaraan ganda dari Iran, Irak, Sudan, Somalia, Suriah, Yaman, dan Libya akan ditolak masuk ke AS selama tiga bulan ke depan. Menanggapi hal itu Trudeau menulis sebuah tagar "ACanadianIsACanadian" di jejaring sosial Twitter.
Trump menandatangani perintah eksekutif pada Jumat (27/1) terkait langkah yang diperlukan untuk menghentikan "terorisme Islam radikal" di AS. Ia mengeluarkan perintah larangan kunjungan 90-hari ke AS untuk warga Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman serta mengeluarkan suspensi program pengungsi selama 120 hari.
Trump memberikan larangan paling agresif kepada Suriah. Ia meminta siapapun dari negara itu, termasuk mereka yang melaringan diri dari perang sipil, tidak boleh datang ke Amerika.