Senin 30 Jan 2017 15:18 WIB

Dubes: Pemerintah Kanada Kecam Keras Penembakan di Masjid Quebec

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nur Aini
Wartawan berkumpul di lokasi penembakan di Masjid Quebec, Kanada, Ahad (29/1).
Foto: Reuters
Wartawan berkumpul di lokasi penembakan di Masjid Quebec, Kanada, Ahad (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Duta besar Kanada untuk Indonesia, Peter MacArthur, menyesalkan kejadian berdarah yang menimpa sebuah masjid di Quebec pada Ahad (29/1) malam. Dia mengatakan, pemerintah Kanada mengutuk keras aksi serangan atas warganya yang sedang menunaikan shalat isya berjamaah di Santa Foy, Quebec, Kanada, itu.

“Pemerintah Kanada telah menyatakan bela sungkawa, khususnya kepada keluarga korban yang kehilangan orang-orang tercinta. Perdana menteri kami telah mengecam aksi serangan ini. Sangat tidak bisa diterima bahwa orang Kanada mati di dalam rumah ibadah,” ujar Peter MacArthur yang ditemui di kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (30/1).

Dia menjelaskan, sejauh ini kepolisian Kanada masih melakukan investigasi menyeluruh atas kasus ini. Menurut Peter, masyarakat Kanada pada umumnya menghargai keberagaman dan menghormati pemeluk agama manapun. Karena itu, ia menyayangkan munculnya kejadian intoleransi semacam ini, apalagi yang sampai menyebabkan korban jiwa. “Kejadian ini begitu mengejutkan kami. Ini sangat jauh dari nilai-nilai Kanada,”

Namun, Peter enggan menghubungkan serangan atas masjid di Quebec ini dengan menguatnya Islamofobia di negeri tetangganya, Amerika Serikat.

Sementara itu, Kepala Pusat Islam Quebec, Mohamed Yangui, menjelaskan, lima warga Kanada tewas akibat penembakan di masjid Santa Foy, Quebec, Kanada, Ahad (29/1) malam waktu setempat. Pihak kepolisian setempat belum memberikan keterangan lebih detail mengenai jumlah korban tewas maupun luka-luka.

Aparat keamanan Quebec telah meringkus dua orang yang diduga terlibat dalam aksi penembakan ini. Seorang saksi melihat ada tiga orang bersenjata menyusup ke dalam masjid tersebut. Salah seorang tersangka diduga merupakan pria berusia 27 tahun. Ia memegang senapan otomatis berjenis AK-47 di tangannya saat melakukan aksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement