Senin 30 Jan 2017 17:01 WIB

Pengunjung yang Dilarang Masuk AS Diizinkan Tinggal Sementara di Kanada

Menteri Imigrasi Kanada Ahmed Hussen pada 29 Januari 2017.
Foto: Fred Chartrand /The Canadian Press via AP
Menteri Imigrasi Kanada Ahmed Hussen pada 29 Januari 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada akan menawarkan izin tinggal sementara kepada para pengunjung yang terkena dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang masuk sementara orang-orang dari tujuh negara mayoritas Muslim.

Menteri Imigrasi Kanada Ahmed Hussen mengatakan dalam sebuah konferensi pers dia tidak mengetahui berapa orang yang akan mendapatkannya, namun menyebutkan sejumlah orang yang mengarah ke Amerika Serikat dari Kanada tidak diperbolehkan masuk. Keputusan Trump yang dikeluarkan pada Jumat, yang juga mempengaruhi para pengungsi, menyebabkan banyak orang ragu apakah mereka dapat memasuki Amerika Serikat atau tidak.

"Izinkan saya memastikan mereka yang kemungkinan terjebak di Kanada saya akan menggunakan wewenang saya sebagai menteri untuk memberikan izin tinggal sementara jika mereka memerlukannya," kata Hussen.

Pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau menahan diri untuk tidak mengkritik kebijakan AS karena negara itu mengambil 75 persen dari keseluruhan ekspor Kanada, dan lebih menekankan Kanada terbuka bagi para pengungsi. "Setiap negara memiliki hak untuk menentukan kebijakannya," ujar Hussen.

Baca: Imam Shamsi Ali Tanggapi Kebijakan Imigrasi Trump Terhadap Muslim

Dewan Pengungsi dan Asosiasi Kebebasan Sipil Kanada (CCLA) meminta Kanada mundur dari perjanjian Negara Ketiga Aman dengan Amerika Serikat, dimana Kanada memulangkan para pencari suaka yang melewati perbatasannya. "Terdapat bahaya dimana AS melakukan penahanan dan pemulangan, dan tidak menjunjung permintaan suaka," ujar Kepala Eksekutif CCLA Sukanya Pillay.

Langkah yang demikian akan sangat menghina dari sisi diplomasi dan Hussen mengatakan kesepakatannya masih belum berubah untuk saat ini. Sejumlah politikus lokal dan nasional mengkritik kebijakan pelarangan Trump dan oposisi menuntut diadakannya debat darurat dalam Parlemen Federal.

Konsulat AS di Toronto mengatakan mereka akan menghentikan kegiatan sementara pada Senin dikarenakan adanya rencana aksi demonstrasi. Lebih dari 200 orang pendiri perusahaan teknologi, eksekutif dan investor mengatakan pada Ahad, Kanada harus segera memberikan izin tinggal sementara bagi mereka yang terkena dampak kebijakan Trump.

"Kami memahami kekuatan keterlibatan dan keberagaman pemikiran, dan bakat serta keterampilan itu tidak mengenal batasan," mereka mengatakan dalam sebuah surat terbuka.

Kanada ingin menarik para pekerja teknologi dari luar negeri selagi mempertahankan mereka yang biasanya ditarik oleh negara lain. Lebih dari 300 ribu orang warga Kanada bekerja di Silicon Valley, Kalifornia. Bob Vaez, kepala eksekutif perusahaan teknologi Event Mobi, yang merupakan warga Iran, membatalkan rencana pada Ahad untuk menerima penghargaan industri di Las Vegas. Dia mengatakan banyak penyelenggara acara dapat mencari lokasi lain.

"Apakah mereka akan tetap melakukan konferensinya di AS, dengan mengetahui banyak orang yang dilarang masuk?" kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement