REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan, bahwa agama Yahudi memiliki warisan sejarah di al-Quds dan Kuil Sulaiman yang dihancurkan oleh bangsa Romawi adalah rumah ibadah khusus bagi Yahudi.
Dalam pernyataan yang disiarkan radio Israel Guterres menyatakan, bahwa al-Quds adalah ibu kota tiga agama. Namun, dia tidak akan mengambil langkah politik menyelesaikan kisruh antara Israel dan Palestina.
Sementera itu Faez Abu Aithat, Wakil Sekretaris Dewan Revolusi menyatakan, bahwa pernyataan Guterres tidak memiliki landasan politik dan norma-norma kemanusiaan. Guterres melalui kalimatnya telah menyerang hak bangsa Palestina terhadap al-Quds.
Faez mengatakan bahwa Guterres secara tidak langsung telah memotivasi Israel melakukan tindakan terorisme terhadap rakyat Palestina serta melanggar situs sejarah umat Islam dan Kristen serta memperluas permukiman ilegal. Sebagai Sekjen PBB, kata dia, Guterres seharusnya bertanggung jawab menerapkan UU internasional terhadap Palestina khususnya keputusan DK PBB nomor 2334 terkait penghentian permukiman ilegal Israel.
Sementara itu, Organisasi Liga Arab, Ahad (29/1) menyatakan, bahwa pemindahan kedutaan Amerika Serikat ke al-Quds merupakan diskriminasi terhadap hak-hak bangsa Palestina serta melanggar UU Internasional dan Keputusan DK PBB.
Pusat Informasi Palestina melaporkan bahwa sekjen Liga Arab untuk urusan Palestina, Said Abu Ali menyatakan, harapannya agar presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik kembali rencana tersebut. "Kami berharap agar pemerintah AS yang baru untuk meninaju ulang rencana tersebut serta mengambil tindakan objektif demi menjaga perdamaian," ucapnya.