REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Saat perhatian media terfokus pada kematian salah satu tentara Amerika Serikat (AS) dalam serangan di Yaman, ada seorang gadis di negara itu berusia delapan tahun yang juga menjadi korban tewas. Gadis tersebut tewas dalam serangan tragis AS yang berlangsung akhir pekan lalu.
Pasukan Paman Sam melancarkan serangan menargetkan anggota intelijen Alqaidah di Samenanjung Arab (AQAP). Alqaidah merupakan kelompok ekstremis yang melakukan berbagai serangan teror, termasuk serangan di kantor majalah Charlie Hebdo Paris dua tahun lalu.
Meskipun AS mengklaim serangan itu telah mencapai keberhasilan, laporan dari Yaman menunjukkan harga yang harus dibayar warga sipil Yaman luar biasa tinggi. Menurut sumber medis, sebanyak 30 orang tewas oleh tentara AS, 10 di antaranya perempuan dan anak-anak.
Di antara puluhan korban, ada seorang gadis berusia delapan tahun bernama Nawar al-Awlaki. Nawar adalah anak perempuan dari pengkhutbah kelahiran AS, Anwar al-Awlaki.
Anwar merupakan warga negara AS pertama yang dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS pada 2011 di Yaman. Serangan itu dikecam oleh kelompok-kelompok hak-hak sipil dan dianggap sebagai eksekusi di luar hukum.
Dua pekan setelah pembunuhan Anwar, anak laki-lakinya, Abdulrahman (16 tahun), juga tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS lainnya. Abdulrahman adalah seorang warga negara AS yang lahir di Denver, Colorado.
"Nawar ditembak beberapa kali, dengan satu peluru menembus lehernya. Dia mengalami pendarahan selama dua jam karena tidak mendapatkan perawatan medis," ujar mantan wakil menteri lingkungan dan sumber daya air Yaman, Ammar al-Aulaqi, yang juga paman Nawar.
Baca juga, Arab Saudi Setujui Gencatan Senjata di Yaman.
Menurut Ammar, Nawar memiliki kepribadian yang jauh lebih tua dari usianya. Setelah tertembak, ia meyakinkan ibunya dan mengatakan "Jangan menangis mama, aku baik-baik saja." "Kemudian saat azan Subuh datang, jiwanya pergi dari tubuh mungilnya," kata Ammar seperti dilansir Middle East Monitor.
Kematian Nawar merupakan bagian dari kebijakan "anti-terorisme Islam radikal" yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Dalam pidato pengukuhannya, Trump bersumpah untuk menghapus terorisme dari muka bumi.
"Dia ditembak dengan peluru di lehernya dan menderita selama dua jam. Kenapa membunuh anak-anak? Pemerintahan AS baru sangat menyedihkan, kejahatan besar," ujar Nasser al-Awlaki, kakek Nawar.