REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meminta Iran tak melakukan aktivitas pengembangan misil balistik yang mampu membawa senjata nuklir.
Iran mengatakan, pihaknya tak akan menggunakan misil balistik untuk menyerang negara lain. Tes misil ini bukan bagian dari perjanjian nuklir dengan negara-negara kuat maupun resolusi Dewan Keamanan PBB.
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Senator Bob Corker mengecam Iran. Ia akan bekerja dengan para anggota dewan lainnya dan pemerintahan Trump untuk membuat perhitungan terhadap Iran.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault mengatakan, Prancis akan menjadi pembela perjanjian nuklir Iran yang akan dihancurkan oleh Presiden AS Donald Trump. Namun penting bagi Iran untuk mematuhi dengan baik isi perjanjian nuklir tersebut.
"Perjanjian nuklir ini adalah kepentingan bersama. Semua pihak harus memperhatikan dan mematuhi perjanjian," kata Ayrault seperti dilansir Reuters, Selasa (31/1).
AS, Rusia, Cina, Inggris, Jerman, dan Prancis adalah pihak-pihak yang terlibat perjanjian nuklir dengan Iran. Paris pada awalnya sangat keras dalam menghadapi Teheran dalam negosiasi perjanjian nuklir tersebut. Namun akhirnya malah memperbaiki hubungan dagang di antara kedua negara.