Rabu 01 Feb 2017 13:09 WIB

Militer AS Diperintahkan Lanjutkan Pembangunan Pipa Kontroversial

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
 Seorang polisi mengawasi wilayah pinggiran dekat kamp protes tempat pembangunan pipa minyak Dakota Access dekat Cannon Ball, North Dakota, AS, 29 Januari 2017.
Foto: REUTERS/Terray Sylvester
Seorang polisi mengawasi wilayah pinggiran dekat kamp protes tempat pembangunan pipa minyak Dakota Access dekat Cannon Ball, North Dakota, AS, 29 Januari 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, DAKOTA -- Senator North Dakota John Hoeven mengatakan telah memerintahkan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) melanjutkan pembangunan akhir pipa minyak yang kontroversial.

Hoeven mengatakan Army Corps of Engineers telah diarahkan untuk bekerja di bawah Lake Oahe, sebuah waduk di Sungai Missouri. Warga asli Amerika yang memprotes pembangunan pipa Dakota Access selama berbulan-bulan berjanji akan mengambil langkah hukum mneghentikannya.

Hanya empat hari setelah menjabat, Presiden Donald Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif yang mendukung pembangunan pipa.

US Army Corps of Engineers, yang memiliki otoritas persetujuan, memutuskan pada tahun lalu untuk mengeksplorasi rute lain pipa di tengah protes besar oleh Suku Standing Rock Sioux.

Dalam pengumuman pada Selasa (31/1) waktu setempat, Hoeven mengatakan, selaku Sekretaris Angkatan Darat, Robert Speer telah memerintahkan korps untuk melanjutkan pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pipa.

Tapi Suku Standing Rock Sioux  berpendapat Angkatan Darat harus menunggu hasil studi dampak lingkungan (EIS) yang diperintahkan pada Januari.

"The Army Corps tidak memiliki kewenangan hukum untuk menghentikan EIS," kata mereka dalam sebuah pernyataan, dilansir dari BBC, Rabu (1/2).

Pipa dengan biaya 3,7 miliar dolar AS itu dirancang untuk mengangkut sekitar 470 ribu barel minyak mentah per hari di empat negara. Yaitu dari Dakota utara ke terminal di Illinois, di mana dapat dikirim ke kilang.

Suku Sioux mengatakan pekerjaan bagian akhir pipa tersebut dapat mencemari air minum dan merusak situs pemakaman suci. Mereka dan para pendukung mereka telah mendirikan kamp spiritual Sacred Stone di dekat sungai Missouri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement