REPUBLIKA.CO.ID, ROJAVA -- Salah seorang pasukan Kurdi warga negara Inggris memilih untuk bunuh diri sebelum jatuh menjadi tawanan kelompok ISIS sebagai alat propaganda. Ia adalah Ryan Lock (20 tahun) dari Chichester, West Sussex yang ikut dalam serangan pasukan anti-ISIS untuk merebut kembali kota utara Raqqa.
Mantan koki itu tidak memiliki pengalaman militer sebelumnya. Ia bergabung dengan milisi Kurdi setelah mengatakan kepada keluarganya ia akan berlibur ke Turki pada Agustus.
Sebelumnya Unit Pertahanan Rakyat (YPG), kekuatan militer Kurdi, mengatakan kepada keluarga Lock bahwa ia meninggal bersama dengan pejuang lainnya pada 21 Desember tahun lalu. Namun, ternyata baru-baru ini terungkap Lock sebenarnya bunuh diri, untuk menghindari menjadi tawanan kelompok ISIS.
Ayah Lock, Jon Plater, dikonfirmasi BBC melaporkan, anaknya bunuh diri untuk menghindari dijadikan tawanan ISIS. Dia mengatakan kepada Press Association, "Kami tahu. Memang benar 100 persen," katanya seperti dikutip dari the Guardian, Kamis (2/2).
Seorang juru bicara YPG mengatakan jenazah Lock diserahkan ke Konsulat Inggris setelah mereka melakukan upacara perpisahan dengannya. Jenazahnya dijadwalkan akan dipulangkan ke Inggris dalam beberapa hari mendatang.
"Jenazah relawan YPG warga negara Inggris Ryan Lock melewati perbatasan Rojava dan wilayah KRG (pemerintah daerah Kurdi) dengan penghormatan militer (Selasa) untuk memulai perjalanan pulang kembali ke keluarga dan teman-temannya untuk dimakamkan di Inggris," kata juru bicara Kurdi Mark Campbell di akun Facebook-nya.
(Baca Juga: ISIS Eksekusi Lima Jurnalis Warga di Suriah)
Campbell juga menjelaskan, sebisa mungkin pihaknya akan segera memulangkan jenazah Lock. Mereka tidak tega melihat kesedihan kedua orang tua Lock.
Lock adalah warga Inggris ketiga yang meninggal di Suriah karena berjuang melawan ISIS. Oleh karena itu, Kantor Luar Negeri Inggris sangat memperingatkan kepada warganya yang akan melakukan perjalanan ke Suriah.
"Kami sangat simpati dengan keluarga Ryan Lock pada saat ini. Kami sudah mengontak mereka dan memberitahukan kepada mereka tentang pemulangan jenazahnya," kata seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris.