Jumat 03 Feb 2017 04:56 WIB

Kelompok Muslim Inggris akan Gelar Protes Anti-Trump

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Hazliansyah
Aksi protes atas kebijakan Presiden Trump terkait perintah menangguhkan semua imigrasi dari negara-negara dengan keprihatinan terorisme, yaitu Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman.
Foto: AP
Aksi protes atas kebijakan Presiden Trump terkait perintah menangguhkan semua imigrasi dari negara-negara dengan keprihatinan terorisme, yaitu Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejumlah organisasi Muslim terkemuka di Inggris akan menggelar unjuk rasa di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di London. Demonstrasi yang rencananya akan dilaksanakan pada hari Sabtu (4/2) ini memprotes kebijakan Donald Trump terkait larangan bagi warga dari tujuh negara mayoritas Muslim berkunjung ke AS.

Pihak penyelenggara berharap ribuan orang turut serta turun ke jalan memberikan dukungan terhadap protes yang ditujukan kepada Trump. Protes ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan dalam dua minggu ini.

Beberapa organisasi Muslim seperti Muslim Council of Britain, MEND, Friends of al-Aqsa akan bergabung dengan Stand Up to Racism, Stop the War and the People’s Assembly untuk memulai long march dari Grosvenor Square pada pukul 11.00 waktu setempat.

Secara terpisah, umat Yahudi, Kristen dan kelompok agama lain telah mengumumkan rencana untuk membentuk lingkaran manusia di halaman luar sebuah masjid di London pada saat shalat Jumat sebagai wujud solidaritas antaragama.

Sejak diberlakukannya larangan tersebut pada Jumat (27/1) lalu, wisatawan yang datang ke AS dari tujuh negara mayoritas Muslim ditahan dibandara selama berjam-jam. Trump berdalih, langkah ini sebagai upaya untuk melindungi AS dari terorisme Islam radikal.

“Kebijakan yang menormalisasikan Islamofobia tidak harus kita terima begitu saja,” kata Weyman Bennet dari Stand Up to Racism dalam konferensi pers di masjid East London, dikutip The Guardian, Kamis (2/2).

“Saya pikir apa yang Trump lakukan adalah merusak tatanan sosial seluruh masyarakat kita,” tambah Dilowar Khan, direktur eksekutif dari masjid East London.

Selain unjuk rasa, komunitas Muslim London juga menggelar Hari Berkunjung ke Masjid atau Visit My Mosque sehari setelah demonstrasi di Kedubes AS. Acara yang digelar pada Ahad (5/2) ini dimaksudkan untuk menampik mitos yang selama ini mencederai citra masjid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement