Jumat 03 Feb 2017 09:28 WIB

Angelina Jolie Desak Kebijakan Pembatasan Imigran Ditinjau Ulang

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Bilal Ramadhan
Unjuk rasa menolak kebijakan Trump yang melarang pendatang muslim ke Amerika di Boston, Massachusetts.
Foto: Brian Snyder/Reuters
Unjuk rasa menolak kebijakan Trump yang melarang pendatang muslim ke Amerika di Boston, Massachusetts.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Angelina Jolie mendesak para politisi Amerika Serikat meninjau ulang perintah eksekutif kontroversial dari Presiden AS Donald Trump. Aktris dan sutradara 41 tahun itu menganggap aturan pembatasan imigran sebagai suatu kesalahan besar.

Jolie menyatakan, ia sepenuhnya mengerti krisis global dan ancaman terorisme membuat negara perlu mempertimbangkan cara terbaik untuk mengamankan perbatasan. Namun, respons tersebut perlu diukur berdasarkan fakta, bukan ketakutan tak berdasar.

"Pengungsi adalah para lelaki, perempuan, dan anak-anak yang terjebak dalam kecamuk perang atau penganiayaan. Mereka bukan teroris, bahkan sering menjadi korban terorisme itu sendiri," ujar Jolie kepada New York Times.

Utusan Khusus Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi itu meminta pemerintah menyeimbangkan kebutuhan negara dengan tanggung jawab internasional. Menutup pintu dan melakukan diskriminasi, ujarnya, sama sekali bukan 'jalan Amerika' dan tidak membuat warga merasa lebih aman.

Pemeran dalam film Beyond Borders itu menekankan, menyasar target paling lemah tidak menunjukkan kekuatan. Ia pun menyayangkan apabila AS yang selama ini dikenal terbuka justru tak aman bagi bangsa lain dengan latar belakang negara atau agama tertentu.

Jolie menyebutkan informasi personal bahwa keenam anaknya lahir di negeri asing namun bangga menjadi warga negara Amerika. Ia berharap AS dapat selalu menjadi tempat aman bagi mereka dan seluruh anak lain.

"Akan tetapi, saya juga ingin mengetahui anak-anak pengungsi yang memenuhi syarat suaka tetap diberikan kesempatan untuk mengajukan kasus mereka ke Amerika yang welas asih," tutur Jolie, dilansir dari laman Film News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement