Jumat 03 Feb 2017 14:15 WIB

Korban Muslim Ditangisi Kanada

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Seorang wanita meletakkan bunga tidak jauh dari  TKP penembakan di masjid di Pusat Kebudayaan Islam Quebec, Quebec City, Kanada.
Foto: Mathieu Belanger/Reuters
Seorang wanita meletakkan bunga tidak jauh dari TKP penembakan di masjid di Pusat Kebudayaan Islam Quebec, Quebec City, Kanada.

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Ribuan orang berkumpul di Montreal untuk mengenang para korban penembakan di Masjid Kota Quebec, Kamis (2/2). Mereka menyalakan lilin, mengucap belasungkawa dan menghormati keluarga korban dalam doa bersama.

Upacara berkabung tiga dari enam korban digelar pada Kamis sore. Tidak hanya anggota keluarga dari Khaled Belkacemi, Abdelkrim Hassane, Aboubaker Thabti, dan simpatisan yang hadir, tapi juga sejumlah tokoh, pemimpin agama dan politikus.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pun hadir di sana. Hampir lima ribu pelayat berkumpul di Montreal Olympic untuk mengikuti upacara. Sisanya mengikuti lewat siaran televisi.

Peti jenazah ketiga korban terlihat di Maurice Richard Arena terbalut dalam bendera Tunisia dan Algeria. Jasad mereka akan dipulangkan ke negara kampung halaman untuk dikuburkan.

"Kita di sini bersama untuk berkabung atas kehilangan warga Kanada yang meninggalkan kita secara tragis pada Ahad," kata pemimpin doa, Chayma BenHaj dilansir Aljazirah.

Ia menambahkan, kematian para korban ini telah mempersatukan negara terlepas dari segala perbedaan. Sehingga ramainya upacara berkabung menjadi bukti solidaritas, dukungan dan cinta bagi mereka.

Thabti, Hassane dan Belkacemi tewas ditembak saat sedang shalat di Islamic Cultural Centre Quebec City. Total enam orang tewas dan delapan orang terluka serius.

Thabti (44 tahun) adalah seorang apoteker dan ayah dua orang anak asal Tunisia. Hassane (41 tahun) dari Algeria meninggalkan istri dan tiga putri kecil. "Saya kehilangan suami, ayah, dan seorang teman," kata istri Hassane, Louiza.

Belkacemi (60 tahun) yang juga berasal dari Algeria adalah seorang profesor di Universite de Laval Quebec City. Trudeau yang ikut doa bersama mengatakan, Kanada kini bersatu dan menunjukkan solidaritas. "Ini membanggakan dan kekuatan ini tidak terguncangkan," kata Trudeau.

Ia hadir bersama sejumlah petinggi lainnya, seperti PM Quebec Philippe Couillard dan Wali Kota Quebec Regis Labeaume. "Sebagai sebuah komunitas dan negara, kita bersama bangkit untuk lebih kuat dari kegelapan, lebih bersatu dari sebelumnya," ucap Trudeau.

Couillard juga mengajak seluruh lapisan masyarakat mengatakan tidak kepada kekerasan, intimidasi, rasisme atau xenofobia. Ia pun memberi pesan kepada 1,1 juta minoritas Muslim Kanada, bahwa Kanada adalah rumah mereka. "Ketahuilah bahwa di sini Anda berada di rumah," ujar Couillard.

Upacara berkabung dan pemakaman juga akan digelar di kota Quebec untuk tiga korban lainnya pada Jumat. Mamadou Tanou Barry dan Ibrahima Barry dari Guinea, dan Azzedine Soufiane asal Maroko. Presiden Guinean Association of Quebec, Souleymane Bah mengatakan komunitas sangat berkabung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement