REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Trump menerapkan sanksi terhadap Iran setelah uji coba rudal balistik baru-baru ini. Departemen Keuangan AS mengumumkan pemberian tindakan terhadap 13 orang dan belasan perusahaan, Jumat (3/2). Cuitan Presiden Donald Trump di Twitter sebelumnya menyebutkan, "Iran bermain dengan api - mereka tidak menghargai betapa 'baiknya' Presiden Obama kepada mereka. Bukan aku!", demikian ocehan Trump dikutip dari BBC, Sabtu (4/2).
Tapi Iran telah mengatakan tidak akan menyerah terhadap ancaman "tidak berguna" Amerika dari "orang yang tidak berpengalaman". Kepala Pelaksana Sanksi Departemen Keuangan John Smith mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Dukungan Iran untuk terorisme dan pengembangan program rudal balistik menimbulkan ancaman bagi wilayah tersebut, untuk mitra kami di seluruh dunia dan ke Amerika Serikat."
Beberapa kelompok baru yang diberikan sanksi merupakan kelompok yang berbasis di Uni Emirat Arab, Lebanon dan Cina, dan termasuk anggota dari Republik Korps Pengawal Revolusi Islam. Ini adalah sanksi kepada Iran pertama kalinya dalam masa kepresidenan baru Trump. Sanksi diberika sehari setelah dia mengatakan "tidak ada yang tidak berada di meja" dalam menangani negara. Harga minyak naik pada Jumat pagi, karena pengumuman tersebut menjadi faktor pertimbangan pasar.
Minggu ini, penasihat keamanan nasional AS, Michael Flynn mengatakan pemerintah telah menempatkan Iran "pada pemberitahuan" untuk uji coba rudal jarak menengah mereka. Gedung Putih mengatakan, peluncuran itu telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang rudal serta bisa membawa perangkat nuklir.
Kendati begitu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif melalui cuitannya pada Jumat (3/2) menyebutkan, bahwa Republik Islam tidak terpengaruh oleh ancaman AS. "Tidak akan pernah memulai perang, tapi kita hanya bisa mengandalkan cara kami sendiri untuk pertahanan," tulis Zarif.
Ketua DPR dari Partai Republik, Paul Ryan, bertepuk tangan pada pemerintahan Trump yang "cepat dan tegas merespons", demikian tulisnya dalam sebuah pernyataan di Twitter. Lebih dari selusin senator AS dari kedua partai utama menulis pada Kamis untuk presiden. Mereka mendesak "penegakan penuh sanksi yang ada dan pengenaan sanksi tambahan terhadap Iran".