REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan kepada sesama pemimpin Eropa bahwa mereka harus sabar dan konstruktif dengan Donald Trump. Pernyataan itu disampaikannya setelah mereka mengatakan tidak membutuhkan May sebagai perantara dalam hubungan dengan Presiden AS.
May menjelaskan singkat pada rekan-rekannya seminggu setelah dia berjabat tangan dengan Trump di Gedung Putih. May mengatakan kepada mereka, presiden baru mengharapkan Uni Eropa membayar bagian mereka untuk pertahanan sebagai imbalan untuk "100 persen" komitmennya untuk NATO, dilansir dari Bloomberg, Sabtu (4/2).
"Dia mendesak para pemimpin Uni Eropa lainnya untuk bekerja dengan sabar dan konstruktif dengan teman dan sekutu. Sekutu yang telah membantu menjamin periode terpanjang perdamaian yang terkenal di benua ini," kata pernyataan dari pihak May setelah pertemuan di Valletta, Malta.
"Alternatif pembagian dan konfrontasi, hanya akan memberanikan mereka yang akan membahayakan kita," jelasnya.
May telah berbincang-bincang dengan Trump pada Jumat (27/1) lalu dan berbagi kesan-kesannya mengenai Trump yang dicurigai oleh banyak rekannya. Apa harapan dia menjembatani kesenjangan antara Uni Eropa dan Trump, karena Inggris bersiap untuk meninggalkan blok Uni Eropa. Sehingga jelas UE akan berurusan dengan Washington sendiri.
"Sebuah negara tidak bisa didelegasikan - Inggris misalnya - untuk hubungan Eropa dengan AS,"ujar Presiden Prancis Francois Hollande kepada wartawan. "Ini adalah Eropa yang melakukan itu."