REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jajak pendapat yang dilakukan Opinium/Observer menunjukkan, dua pertiga warga Inggris percaya Donald Trump adalah ancaman bagi stabilitas internasional. Opinium melakukan survei terhadap 2.005 orang dewasa secara daring antara 31 Januari hingga 3 Februari.
Jajak pendapat ini mengungkapkan, warga Inggris memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap presiden baru AS tersebut. Trump dianggap sebagai sosok pemecah belah, setelah dalam dua minggu kepemimpinannya, ia menandatangani serangkaian perintah eksekutif yang kontroversial.
Dilansir dari the Guardian, kata-kata yang paling sering dikaitkan warga Inggris dengan Trump adalah 'berbahaya' (50 persen), 'tidak stabil' (39 persen), dan 'fanatik' (35 persen). Selanjutnya, sebanyak 56 persen mengatakan Trump merupakan sosok yang tidak dapat dipercaya. Jajak pendapat juga mengungkapkan, empat dari sepuluh orang atau 44 persen percaya Trump akan menjadi seorang presiden yang mengerikan. Hanya enam persen yang percaya Trump akan menjadi presiden yang hebat.
Warga Inggris juga dihadapkan dengan isu rencana kunjungan kenegaraan Trump ke Inggris, atas undangan Ratu. Sebanyak 53 persen dari mereka percaya kunjungan itu sebaiknya ditangguhkan. Sedangkan 36 persen meminta kunjungan harus dibatalkan.
Parlemen Inggris tengah berdebat untuk membatalkan kunjungan kenegaraan Trump yang direncanakan dilakukan pada 20 Februari mendatang. Hal itu dilakukan, setelah lebih dari 1,8 juta orang menandatangani petisi pembatalan kunjungan.
Hasil jajak pendapat juga menunjukkan, langkah Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk menjalin kemitraan yang erat dengan pemerintahan Trump, tidak mendapat dukungan dari publik Inggris. Meskipun 50 persen dari mereka percaya AS adalah sekutu yang paling penting bagi Inggris, hanya 29 persen yang berpikir hubungan AS-Inggris akan lebih kuat di bawah Presiden Trump.
Namun, empat dari 10 warga setuju Inggris pasca-Brexit tidak punya pilihan lain selain menjaga hubungan yang kuat dengan AS. Selain itu, 37 persen juga percaya Trump adalah "rekan setia Inggris". Oleh karena itu, May masih dipercaya untuk memimpin pemerintahan Inggris selama Trump menjadi presiden AS, dengan 55 persen dukungan warga Inggris. Hanya 22 persen yang menyatakan hal serupa untuk Jeremy Corbin.