Ahad 05 Feb 2017 10:27 WIB

Ini Cara Muslim Melawan Propaganda Trump Menurut Imam Shamsi Ali

Rep: Fuji EP/ Red: Teguh Firmansyah
Shamsi Ali
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Imam di salah satu Masjid New York, Imam Shamsi Ali menyampaikan tiga pesan terkait perkembangan Islam dan politik di Amerika Serikat (AS) saat ini.

Imam Shamsi yang juga Presiden Nusantara Foundation mengunkapkan, pesan pertama yakni pentingnya membangun optimisme dalam memandang kehidupan dan seluruh dinamikanya. Di samping itu, harus memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT bersama hambanya.

"Inilah keyakinan penting bahwa bersama Allah kita pasti menang," kata Imam Shamsi kepada Republika.co.id melalui keterangan tertulisnya, kemarin.

Ia melanjutkan, pesan yang kedua, jangan pernah mengandalkan kekuatan sebagai manusia untuk menyelesaikan persoalan-persoalan. Merendah di hadapan Allah SWT sambil berdoa dengan penuh harap adalah kunci turunnya pertolongan dari-Nya.

Ketiga, perbaiki hubungan dengan sesama manusia termasuk kepada mereka yang berbeda keyakinan. Bangun kerja sama serta perkuat solidaritas antarsesama anggota komunitas masyarakat.

Selain itu, Imam Shamsi juga mengajak seluruh masyarakat Muslim Amerika untuk menyikapi perkembangan politik secara positif setelah terpilihnya Presiden Donald J. Trump. Ia menerangkan, diskriminasi harus dilawan dengan dakwah bilhal dengan cara bangkit menunjukkan eksistensi dan memperkenalkan Islam yang sesungguhnya.

"Yaitu Islam yang rahmatan lil alamin, yang berbeda jauh dari pemikiran dan pemahaman yang dipropagandakan khususnya oleh Presiden Trump saat ini," ujarnya.

Baca juga, Trump Minta Tutup Akses Masuk Muslim ke AS.

Dakwah bilhal, menurutnya dapat dimulai dari menyapa tetangga dan memperbaiki hubungan baik dengan mereka. Bisa juga dengan memperkenalkan diri sebagai Muslim dan ingin menjadi tetangga yang baik untuk mereka.

Kemudian, bisa dilanjutkan dengan melakukan pendekatan dan menjalin kerja sama antar komunitas agama yang ada di lingkungan sekitar. "Khususnya yang masih berpikiran positif tentang keberadaan masyarakat Muslim di Amerika," jelasnya.

Ia juga mengingatkan, tidak semua umat Kristiani dan Yahudi negatif terhadap Muslim. Ada juga di antara mereka yang baik dan menaruh simpati terhadap keberadaan Muslim di Amerika. Jumlahnya pun banyak, seperti yang baru-baru ini ditunjukkan oleh komunitas Yahudi di Victoria saat melihat Masjid umat Islam dibakar.

Mereka menawarkan sinagog-nya untuk ditempati sholat. Menurutnya, penting bagi semua Muslim untuk menyatukan kebaikan-kebaikan antar komunitas untuk menghadapi keburukan yang lebih besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement