Senin 06 Feb 2017 16:06 WIB

Korban Warga Afghanistan Tertinggi pada 2016 Akibat Serangan ISIS

Lokasi serangan bom di Kabul, Afghanistan, Sabtu (23/7).
Foto: Reuters
Lokasi serangan bom di Kabul, Afghanistan, Sabtu (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Korban di kalangan warga di Afghanistan naik menjadi yang tertinggi pada 2016 akibat peningkatan serangan ISIS, serangan udara sejak 2009, yang menelan jumlah tertinggi korban tewas dan luka, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Selain itu, terjadi pula kenaikan kematian anak-anak disebabkan oleh peledak tidak meletus. Sebanyak 3.498 warga tewas dalam perang dan 7.920 orang lain terluka pada 2016, peningkatan tiga persen dari tahun sebelumnya, kata penyelidik PBB dalam pernyataan tahunan, yang dikeluarkan pada Senin (6/2).

"Pertempuran darat terjadi berkepanjangan, dengan tempat bertempur di wilayah warga, yang seharusnya bebas dari bahaya, dengan serangan bunuh diri di masjid, serangan di pusat wilayah, pasar dan perumahan, dan penggunaan sekolah dan rumah sakit untuk keperluan militer," kata PBB.

Sekitar 61 persen korban di kalangan warga itu karena sejumlah kelompok antipemerintah, seperti Taliban dan ISIS. PBB menghitung sekitar 4.953 korban tewas dan luka yang diakibatkan oleh Taliban, namun perubahan dalam 2016, para penyelidik merangkum peningkatan korban yang diakibatkan oleh ISIS, yang seringkali menyasar kalangan Syiah.

Setidak-tidaknya 899 orang tewas dan terluka dikarenakan ISIS, yang merupakan faksi kecil di Afghanistan, namun pada tahun lalu melancarkan lebih banyak serangan bunuh diri. Tahun lalu menunjukkan jumlah korban warga terbesar karena serangan bunuh diri sejak PBB mulai melacak jumlah korban sejak 2009.

Pasukan keamanan Afghanistan menyebabkan sekitar 20 persen dari keseluruhan korban, sementara milisi pro-pemerintah dan pasukan internasional menyebabkan dua persen masing-masing. Salah satu siasat mematikan oleh pasukan pemerintah adalah penggunaan senjata tidak memandang bulu, seperti, peluru mortar yang diarahkan ke tempat ramai.

Saat angkatan udara Afghanistan mendapatkan lebih banyak pesawat tempur dan Amerika Serikat meningkatkan operasi serangan udaranya terhadap ISIS dan Taliban, jumlah korban tewas akibat serangan udara naik sebesar 99 persen dibandingkan dengan yang terjadi pada 2015, mencapai titik tertinggi.

Serangan udara yang dilancarkan oleh pesawat internasional menghasilkan setidak-tidaknya 127 korrban warga tewas dan 108 orang lainnya terluka pada 2016, sementara angkatan udara Afghanistan mencantumkan setidaknya 85 orang tewas dan 167 orang lainnya terluka, kata PBB menyebutkan.

Penyelidik belum dapat memberi informasi siapa yang bertanggung jawab di balik 38 orang tewas dan 65 korban luka lainnya akibat serangan udara. Pejabat AS hanya mengakui adanya kemungkinan korban warga di satu operasi yang dilancarkan di provinsi Kunduz November lalu, saat PBB menyebutkan sebanyak 32 warga tewas dan 26 lainnya terluka dalam serangan gabungan AS-Afghanistan.

Korban di kalangan anak-anak naik 24 persen pada 2016, dengan 923 orang tewas dan 2.589 anak-anak lain terluka, sebagian besar karena bahan peledak yang tidak terpicu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement