REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Pemimpin politik dan berbagai faksi Palestina, termasuk Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Jihad Islam, pada Senin (6/2) mengutuk serangan gencar militer Israel ke Jalur Gaza sebagai reaksi atas serangan roket sebelumnya ke Israel.
Juru Bicara Hamas di Jalur Gaza Fawzi Barhoum mengatakan di dalam pernyataan pers melalui surel peningkatan operasi militer Israel saat ini terhadap Jalur Gaza berbahaya dan itu mesti segera dihentikan. Ia menambahkan, "Itu adalah upaya Israel untuk menarik perhatian dunia menjauhi kejahatan mereka terhadap tahanan dan Yerusalem."
Ia mengatakan Hamas memperingatkan Israel tidak mempertahankan kebodohan semacam itu. "Meledakkan situasi dengan perlawanan Palestina bersenjata dan menyerang kepentingan sipil akan menimbulkan ledakan di wajah kaum pendudukan," katanya.
Pada Senin pagi, Abdulatif Al-Qanou, juru bicara lain Hamas di Jalur Gaza mengatakan gerakannya menganggap Israel bertanggung jawab atas peningkiatan militer saat ini di Jalur Gaza dan Tel Aviv akan dianggap bertanggung jawab atas konsekuensinya.
"Kekuatan pendudukan (Israel) berusaha mengekspor krisis korupsi dalam negerinya ke Jalur Gaza. Oleh karena itu, perang kelompok perlawanan Palestina ialah mempertahankan rakyat kami dari agresi ini," kata Al-Qanou.
Kementerian Dalam Negeri, yang dioperasikan Hamas menyatakan militer Israel melancarkan 17 serangan udara dan dua pengeboman darat ke Jalur Gaza, termasuk tiga serangan udara pada siang hari dan 17 serangan udara pada Senin malam. Serangan udara Israel adalah pembalasan atas serangan roket sebelumnya.
Pada Senin pagi, gerilyawan yang diketahui identitas mereka menembakkan dua roket rakitan dari bagian timur laut Jalur Gaza ke Israel Selatan. Satu roket jatuh di daerah kosong dan tak menimbulkan risiko sementara yang satu lagi meledak di udara.
Tank Israel yang ditempatkan di perbatasan dengan Jalur Gaza segera melepaskan tembakan balasan dan menghancurkan satu pos militer pemantau milik Hamas. Pada Senin sore, jet tempur Israel melancarkan tiga serangan udara ke tiga instalasi milik sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam.
Beberapa sumber medis mengatakan seorang nelayan Palestina yang sedang bersiap untuk menangkap ikan di bagian utara Jalur Gaza, menderita luka ringan dalam salah satu dari ketiga serangan udara Israel. Pada Senin malam, pesawat tempur Israel melancarkan 17 serangan gencar tanpa henti ke beberapa instalasi dan pos pelatihan milik Hamas dan kelompok gerilyawan lain di Jalur Gaza yang telah dikuasai Hamas sejak 2007.
Juru Bicara bagi Jihad Islam, Dawood Shihab mengatakan Israel akan sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi dari agresi militernya ke Jalur Gaza hari ini. Namun, juru bicara kelompok itu mengumumkan kelompoknya tidak tertarik pada peningkatan dan kami takkan membiarkan Israel mengekspor krisis dalam negerinya ke kami dengan melancarkan agresi dan terorisme terhadap rakyat kami.
Ia menambahkan kelompok perlawanan Palestina berkomitmen pada gencatan senjata meskipun Israel melancarkan agresi. Shihab dan juru bicara Hamas menyeru masyarakat internasional agar segera campur tangan guna menghentikan agresi Israel ke Jalur Gaza dan terhadap rakyat Palestina.