REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepala Divisi Politik PBB Jeffrey Feltman pada Selasa (7/2) memperingatkan kelompok ISIS menyesuaikan diri terhadap peningkatan tekanan militer dengan beralih ke jejaring gelap.
Feltman, Wakil Sekretaris Jenderal PBB urusan Politik, mengeluarkan pernyataan tersebut ketika memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai laporan terkini pemimpin PBB tentang ancaman ISIS terhadap keamanan dan perdamaian internasional.
Feltman mengatakan ISIS menyesuaikan diri dalam beberapa cara terhadap tekanan militer dengan beralih ke perekrutan dan komunikasi kian terselubung, termasuk menggunakan jejaring gelap, sandi dan kurir. Laporan itu, yang beredar pada Senin, menekankan ISIS berada pada sikap bertahan secara militer di beberapa wilayah.
"Walaupun penghasilannya dan wilayah yang dikuasainya menyusut, ISIL (ISIS) tampaknya masih memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan perang," kata Feltman.
Ia menyatakan ISIS terutama mengandalkan penghasilan dari pengutipan dan eksploitasi hidrokarbon, bahkan sekalipun sumber dari eksploitasi hidrokarbon berkurang. Negara anggota PBB prihatin ISIS akan berusaha mengembangkan sumber penghasilannya, seperti penculikan untuk minta tebusan, dan peningkatan ketergantungannya atas sumbangan.
Meskipun laporan sebelumnya mengenai masalah tersebut telah berpusat pada Asia Tenggara, Yaman dan Afrika Timur, Libya dan Afghanistan, laporan itu tidak ada di Eropa, Afrika Utara dan Afrika Barat. Menurut laporan, ISIS telah melancarkan sejumlah serangan di Eropa sejak kelompok itu mengumumkan pada 2014 keinginannya untuk mengincar wilayah tersebut.
Sebagian serangan itu ditujukan dan difasilitasi oleh personel ISIS, sedangkan yang lain bisa dilancarkan oleh bantuan atau panduan yang disediakan oleh ISIS atau diilhami melalui propagandanya. Walaupun serangan militer di Libya telah mengusir anggota ISIS dari kubunya di Sirte, ancaman kelompok tersebut terhadap Libya dan negara tetangganya tetap ada.
Petempurnya yang diperkirakan berjumlah dari beberapa ratus sampai 3.000 pindah ke bagian lain negara Afrika Utara itu. ISIS meningkatkan kehadirannya di Afrika Barat dan Maghribi, kendati kelompok tersebut tidak menguasai banyak wilayah di daerah itu.
sumber : Antara
Advertisement