Kamis 09 Feb 2017 01:25 WIB

Suriah Bantah Adanya Pembantaian Ribuan Tahanan di Penjara Saydnaya

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Penjara Saydnaya di Suriah.
Foto: ABC
Penjara Saydnaya di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Kementerian Kehakiman Suriah membantah laporan Amnesty International yang menyebutkan adanya pembantaian massa di penjara Saydnaya, di Damaskus. Pernyataan resmi Kementerian Kehakiman dirilis oleh kantor berita Suriah satu hari setelah laporan Amnesty International dikeluarkan.

Laporan tersebut menyatakan sebanyak 13 ribu narapidana digantung secara sembunyi-sembunyi dalam kurun waktu 2011 hingga 2015. Laporan disusun berdasarkan wawancara Amnesty International dengan 31 mantan tahanan, lebih dari 50 mantan penjaga penjara, hakim, dan ahli hukum.

Amnesty International merinci penjelasan saksi yang melihat berbagai tahap pembantaian. Mayoritas narapidana yang digantung adalah warga sipil. "Laporan itu menyesatkan dan menghasut. Media menggunakan laporan Amnesty dengan maksud untuk merusak reputasi pemerintah Suriah di panggung dunia," tulis Kementerian Kehakiman.

Kementerian juga menyatakan laporan itu tak berdasar. Menurut Kementerian, eksekusi narapidana di Suriah telah mengikuti proses hukum dan berbagai tahap litigasi. "Kementerian Kehakiman menyangkal dan mengutuk apa yang dilaporkan Amnesty, karena tidak berdasarkan bukti yang benar. Laporan berdasar pada emosi pribadi yang bertujuan untuk mencapai tujuan politik tertentu," kata pernyataan itu.

Penjara Saydnaya merupakan penjara politik utama di Suriah. Amnesty mengatakan, hasil penyelidikan mengungkapkan pihak berwenang Suriah menggantung narapidana satu atau dua kali dalam sepekan.

Dalam sebuah laporan tahun lalu, Amnesty International juga menemukan bukti bahwa lebih dari 17 ribu orang telah tewas karena penyiksaan dan perlakuan buruk di penjara di Suriah sejak 2011. Rata-rata lebih dari 300 tahanan disiksa dalam sebulan, dilansir laman AP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement