REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad dan istrinya, Ibu Negara Asma, Kamis (9/2) menerima puluhan perempuan dan anak-anak yang belum lama ini dibebaskan dari penculikan gerilyawan, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.
Perempuan dan anak kecil itu diculik oleh gerilyawan dari pinggiran Provinsi Latakia di bagian barat laut Suriah 3,5 tahun lalu, dan dibebaskan sehari sebelumnya, selama pertukaran antara pemerintah dan gerilyawan. "Kami telah menunggu selama 3,5 tahun ... tak sehari pun orang berhenti menanyakan kalian ... negara dengan semua lembaganya telah mencari kalian dan tujuan setiap prajurit dan syuhada ialah kembalinya kalian," kata Bashar kepada perempuan dan anak-anak itu di Ibu Kota Suriah, Damaskus.
Bashar mendesak orang-orang tersebut agar "kembali ke kehidupan normal kalian dan keluarga, desa kalian dan negara ... kami ingin kalian menjadi contoh mengenai keteguhan dan tekas kuat, dan patriotisme, dan kalian benar-benar ada di sini".
Sementara itu, Ibu Negara menekankan tekad yang diperlihatkan oleh perempuan yang diculik dan anak mereka selam bertahun-tahun di dalam penyanderaan harus berlanjut sepanjang pembangunan kembali hidup mereka dan berusaha membuat ganti buat anak-anak mereka dan apa yang telah mereka lewatkan di bidang pendidikan.
Sandera yang dibebaskan tersebut mengatakan mereka sejak dulu selalu memiliki keyakinan pada pemerintah, dan menekankan tekad mereka untuk bangkit lagi dan mengatasi kesulitan yang telah ditimbulkan oleh bertahun-tahun kesulitan selama penyanderaan. SANA juga menyiarkan gambar mengenai Presiden Bashar bertemu dengan perempuan dan anak-anak itu, sebelum keberangkatan mereka ke rumah mereka di pinggiran Latakia.
Beberap sumber yang mengetahui pertukaran tersebut mengatakan 54 perempuan dan anak mereka dari Latakia termasuk di dalam pertukaran itu, sebagai imbalan bagi jumlah yang sama gerilyawan yang ditahan di penjara pemerintah. Pertukaran tersebut dilakukan di pinggiran Provinsi Hama di Suriah Tengah, dengan menggunakan kendaraan Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC).
Perempuan dan anak-anak dari Latakia itu diculik ketika gerilyawan menyerbu berbagai daerah di pinggiran Latakia lebih dari tiga tahun lalu.