REPUBLIKA.CO.ID, Trampil rapi dengan potongan rambut yang menarik dan stylish menjadi idaman hampir setiap orang, tak terkecuali kaum pria. Walhasil, babershop menjadi pilihan mereka untuk mendapatkan potongan rambut yang diinginkan.
Hanya saja, memangkas rambut dengan menggunakan gunting telah menjadi hal yang lumrah hampir di setiap babershop. Namun, tak sedikit babershop yang coba memberikan pelayanan dengan teknik pemangkasan rambut yang unik. Salah satunya dengan menggunakan api. Terlebih, jika teknik ini diterapkan di wilayah konflik seperti Palestina.
Telah diketahui bahwa Palestina, khususnya Gaza, adalah wilayah konflik dengan berbagai krisis yang melanda penduduknya. Salah satunya adalah krisis listrik. Tak pelak, krisis ini menjadi penghambat bagi masyarakat Gaza untuk menjalankan usaha mereka.
Namun, ini tidak berlaku bagi Amru, pria 26 tahun asal Bait Lahiyah Gaza Utara ini, justru menunjukkan kreativitasnya di tengah krisis yang melanda wilayahnya. Sebelumnya, usahanya ini terbilang sepi pelanggan.
Namun sejak tahun 2010, Amru berinovasi untuk memajukan usaha babershop-nya. Jika sebelumnya ia menggunakan gunting, Amrupun beralih menggunakan nyala api untuk memangkas rambut para pelanggaannya.
Awalnya, ini dianggap aneh dan beresiko. Tapi, dengan keahlian yang ia miliki, usaha babershop dengan teknik pangkas rambut menggunakan nyala api, jutru makin ramai dikunjungi.
Meski terbilang unik, usaha babershop yang dijalankan Amru tidaklah selalu berjalan mulus. Amru dan setiap orang di Gaza harus berpikir keras bagaimana tetap bertahan hidup di tengan kurangnya pasokan listrik ke wilayah ini. Ia harus tetap melakukan penghematan biaya, khususnya bahan bakar untuk mengoprasikan genset di babershopnya. Genset menjadi alternatif sumber listrik tatkala krisis listrik yang teramat parah melanda Gaza.
Meski kehidupan di Gaza sulit, Amru tetap berharap agar para pemuda Gaza bisa memiliki pekerjaan dan memperoleh pemasukan untuk melangsungkan hidup mereka.