Senin 13 Feb 2017 09:43 WIB

Putin Undang Presiden Baru Jerman ke Moskow

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengucapkan selamat atas terpilihnya Frank-Walter Steinmeier, sebagai presiden baru Jerman. Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Kremlin, Putin juga mengundang Steinmeier untuk melakukan kunjungan ke Moskow.

"Presiden Putin mengungkapkan keyakinannya bahwa Steinmeier sebagai Presiden Jerman akan meningkatkan hubungan dan kerjasama Rusia-Jerman yang efisien dalam berbagai sektor untuk kepentingan warga kedua negara, sejalan dengan memperkuat stabilitas dan keamanan di benua Eropa dan global," tulis Kremlin, dikutip The Independent.

Rusia selama ini menginginkan agar Uni Eropa menghentikan sanksi terhadap Rusia atas pencaplokan Rusia di Krimea. Rusia juga memberikan dukungan kepada kelompok separatis di Ukraina timur.

Steinmeier tahun lalu sempat menuai kritik ketika ia mengatakan keputusan NATO untuk menggelar manuver militer di Eropa Timur merupakan bentuk penghasutan perang terhadap Rusia. Partai Demokrat Sosialnya dikenal lebih memilih bersikap lembut terhadap Rusia daripada terhadap konservatif Kanselir Jerman, Angela Merkel.

Steinmeier yang sebelumnya menjabat sebagai Mantan Menteri Luar Negeri Jerman, mengecam keras Donald Trump selama kampanye pemilu AS pada 2016 lalu. Harian Berliner Morgenpost bahkan menyebut Steinmeier sebagai "Presiden anti-Trump".

Steinmeier terpilih setelah mendapatkan 931 dari 1.260 suara. Presiden Jerman memiliki kekuasaan eksekutif yang lebih sedikit, tetapi dianggap sebagai otoritas moral yang penting. "Mari kita menjadi lebih berani, karena dengan begitu kita tidak perlu takut akan masa depan," kata Steinmeier, dalam pidatonya.

Dia mengatakan, dunia saat ini tengah menghadapi masa-masa sulit. Jerman sebagai negara demokrasi, memiliki tanggung jawab untuk berjuang demi stabilitas negara.

Merkel turut memberi selamat kepada Steinmeier. Ia menyatakan keyakinannya bahwa Steinmeier akan menjadi presiden yang sangat baik dan akan mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat. "Ini adalah hari yang baik untuk Jerman," katanya.

Di bawah kepemimpinan Merkel, Steinmeier menjabat dua periode sebagai Menteri Luar Negeri Jerman pada 2005-2009 dan 2013-2017. Ia memenangkan penghargaan karena keteguhannya dalam upaya menyelesaikan krisis Ukraina.

Dia menggantikan Presiden Joachim Gauck, mantan pastor berusia 77 tahun dan aktivis pro-demokrasi Jerman Timur. Gauck tidak dapat meneruskan jabatan di periode kedua karena usianya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement