REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Korea Utara mengklaim uji coba peluncuran rudal balistik pada Ahad (12/2), berlangsung dengan sukses. Uji coba tersebut diawasi langsung oleh Presiden Korea Utara, Kim Jong-un.
"Perangkat itu disebut rudal balistik jarak menengah ke panjang," ujar kantor berita Korea Utara, KCNA, dilansir dari BBC. Rudal balistik Pukguksong-2 merupakan senjata jenis baru yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Rudal itu ditembakkan pada sudut tinggi yang mengarah ke negara-negara tetangga. Para ahli menyarankan agar uji coba rudal dilakukan dalam jarak yang lebih pendek, untuk menghindari pendaratan rudal di Jepang.
Peluncuran berlangsung pada pukul 07.55 waktu setempat dari pangkalan udara Panghyon di provinsi Pyongan Utara, sisi barat semenanjung Korea. Rudal itu terbang ke arah timur Laut Jepang sejauh sekitar 500 km dan mencapai ketinggian sekitar 550 km.
Baca juga: Korut Gelar Uji Rudal Pertama di Masa Trump
Roket peluncur menggunakan mesin berbahan bakar padat, yang dapat memberikan kekuatan besar dan jangkauan luas kepada rudal balistik. Ahli militer Korea Selatan mengatakan, rudal diluncurkan dengan menggunakan sistem "cold-eject", yang banyak digunakan untuk rudal kapal selam.
KCNA melaporkan, Presiden Kim menyatakan sangat puas atas peluncuran rudal yang menurutnya dapat menambah kekuatan luar biasa bagi Korea Utara. Uji coba ini merupakan uji coba terbaru dalam serangkaian tes senjata yang dilakukan Korea Utara, termasuk lima uji coba senjata nuklir tahun lalu.
Uji coba peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara itu banyak menuai kecaman. AS, Jepang, dan Korea Selatan telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pertemuan darurat guna membahas uji coba itu.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyebut uji coba tersebut sebagai provokasi bersenjata untuk menguji respon dari Presiden AS Donald Trump. Sementara Kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan provokasi-provokasi Korea Utara menunjukkan sifat rezim Kim Jong-un yang irasionalitas dan ambisius dalam pengembangan nuklir dan rudal.
NATO juga mengutuk uji coba rudal Korea Utara. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mendesak Korea Utara untuk tidak menaikkan ketegangan lebih lanjut dan kembali terlibat dalam dialog yang kredibel dan bermakna bersama masyarakat internasional. "Korea Utara yang mengabaikan berulang kali kewajiban internasionalnya tentu sangat provokatif dan tidak dapat diterima," tulis Uni Eropa dalam pernyataan resmi.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, berdiri di samping Mr Trump pada kunjungan ke Amerika Serikat, mengatakan, uji coba itu "benar-benar tak tertahankan".