REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Robert Xie, pelaku aksi pembunuhan terhadap sekeluarga Lin akhirnya dijatuhi hukuman mati. Aksi kebiadaban Xie adalah lima korban keluarga Lin.
Meski demikian, istri Xie mengatakan, suaminya tak bersalah dan "menjadi kambing hitam" atas kejahatan tersebut. Xie, yang kini berusia 53 tahun, memukul sampai mati sejumlah anggota keluarga besarnya -mereka adalah saudara ipar laki-lakinya yakni Min Lin, istri Min Lin yakni Lily, anak-anak mereka yakni Henry dan Terry, serta adik Lily yakni Irene Lin -di rumah mereka di Epping, pada bulan Juli 2009 silam.
Air mata sempat mengucur dari mata kakek-nenek keluarga Lin ketika Hakim Elizabeth Fullerton menggambarkan pembunuhan itu 'penuh darah'. "Kamar tidur di mana mayat-mayat ditemukan, begitu berlumuran darah," kata Hakim Fullerton, seraya menyebut kejahatan itu sebagai "serangan yang kejam".
"Niat Xie adalah membunuh semua penghuni sampai mati meski ada perlawanan aktif yang ditunjukkan oleh Terry Lin, anggota termuda dari keluarga itu," sebutnya.
Ia menjelaskan, "Perbuatan membunuh lima anggota keluarga yang disengaja dan brutal ... pada pagi buta sementara mereka sedang tidur atau dibangunkan dari tidur, dalam satu episode kekejaman brutal dan terkalkulasi, tentu saja merupakan kejahatan yang hanya bisa digambarkan sebagai perbuatan keji tingkat ekstrim.”
Vonis bersalah itu sudah lama ditunggu -empat sidang telah diselenggarakan sejak tahun 2014.
Juri digantung di sidang ketiga, sementara bukti baru dan seorang hakim yang sakit menyaksikan dua juri pertama diberhentikan.
Dianggap tak bersalah
Istri Xie, yakni Kathy -yang merupakan saudara perempuan Lily, si korban tewas -membela suaminya selama persidangan dan memberinya alibi, dengan mengatakan bahwa sang suami tengah berada di rumah, di tempat tidur bersama dirinya, saat pembunuhan berlangsung.
Hakim Fullerton mengatakan, kasus penuntutan membantah alibi itu.
Di luar pengadilan, Kathy Lin -yang berlinang air mata -mengatakan, suaminya tidak bersalah dan ia akan mengajukan banding terhadap hukuman Xie.
Ia menyebut saudara iparnya, Min Lin, sebagai saudara kandungnya sendiri.
"Robert tak membunuh keluarga saudara laki-laki saya. Ia adalah pria penyayang keluarga yang penuh kasih dan peduli," aku Kathy Lin.
"Kami ingin polisi memberitahu kami apa yang terjadi di keluarga saudara laki-laki saya, tapi ia salah dituduh -atas kejahatan yang tak dilakukannya. Ia adalah kambing hitam dalam hal ini," tuturnya.
Dalam semua persidangan, Xie terus berujar bahwa ia tidak bersalah.
Lian Bin "Robert" Xie lahir di China dan beremigrasi ke Australia pada tahun 1999, tutur Hakim di persidangan.
Hakim Fullerton mengatakan, Xie memiliki gelar sebagai dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT) di China, mengelola sebuah restoran di Melbourne ketika ia tiba di Australia tetapi belum pernah dipekerjakan sejak saat itu.
Xie digambarkan sedikit emosi ketika hukuman itu dijatuhkan.
Di luar pengadilan, polisi berterima kasih kepada juri atas "pertimbangan hati-hati" dari putusan bersalah tersebut.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih, terima kasih kepada penyintas di keluarga Lin atas kekuatan dan dedikasi mereka selama cobaan tujuh tahun ini," kata Detektif Inspektur Kepala Chris Olen dari Unit Pembunuhan.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 17:15 WIB 13/02/2017 oleh Nurina Savitri.