Selasa 14 Feb 2017 07:45 WIB

Kanada Tangkap 70 Pencari Suaka di Perbatasan AS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Para pencari suaka
Foto: abc news
Para pencari suaka

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Sebanyak 70 orang pencari suaka ditangkap otoritas Kanada akhir pekan lalu. Mereka merupakan sekelompok kecil pengungsi dari ratusan lainnya yang berani menantang kondisi musim dingin ekstrem untuk menyeberang ke Kanada.

Seorang juru bicara Canada Border Service Agency mengatakan, 21 orang dicegat di Manitoba. Sementara 46 lainnya ditangkap saat sedang berada di perlintasan perbatasan di Québec.

Menurut kesepakatan antara Kanada dan AS, migran harus mengajukan permohonan suaka di negara pertama mereka tiba. Kesepakatan itu ditandatangani pada 2004, yang dikenal sebagai Safe Third Country Agreement.

Dalam perjanjian tersebut, pemohon yang gagal mendapatkan suaka di Kanada, dapat dikirim kembali ke Amerika. Pendukung imigrasi telah menyerukan agar perjanjian itu bisa dicabut setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan larangan perjalanan bagi imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim.

PM Kanada tak akan Ajarkan Trump terkait Kebijakan Imigrasi

"Amerika Serikat tidak aman untuk semua pengungsi. Situasi telah buruk sebelumnya, dan bahkan lebih buruk sekarang. Tidak ada ketidakpastian dalam hal bagaimana orang akan diperlakukan dan apakah Kanada dapat melakukan kewajibannya untuk menghormati para pengungsi jika mengirim mereka kembali ke AS," kata Janet Dench, direktur eksekutif Dewan Pengungsi Kanada.

Dench mengungkapkan, perjanjian imigrasi dengan AS mendorong orang-orang yang takut berada di AS untuk berbalik kembali dengan cara menyelinap ke Kanada. Akhirnya, hal itu menempatkan mereka pada risiko juga.

Bulan lalu, setelah Seidu Mohammed (24) ditolak suaka di AS, ia berangkat melintasi perjalanan yang sulit di perbatasan Kanada. Mohammed mengaku, ia takut jika dideportasi ke negara asalnya di Ghana.

Mohammed dan temannya, Razak Iyal, kehilangan semua jari-jari mereka karena kedinginan setelah perjalanan 10 jam melalui salju di suhu di bawah nol derajat. Meskipun luka-luka, mereka mengaku sangat senang telah mencapai Kanada.

"Tuhan memberkati Kanada dengan orang-orang baik. Saya melihat perbedaan antara Kanada dan Amerika Serikat," ujar Mohammed, dilansir the Guardian.

Menurut dia, Safe Third Country Agreement memberikan tekanan besar bagi orang-orang seperti Mohammed. "Akan lebih baik jika perjanjian itu ditangguhkan. Mereka bisa datang ke perbatasan dan diproses dengan cara yang tertib dan efisien," kata Dench.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement