REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kepala Direktorat Urusan Agama Turki Mehmet Gormez menggelar pertemuan dengan Duta Besar Palestina untuk Turki Faed Mustafa. Dalam pertemuan itu, Gormez mengungkapkan kemarahan yang sama akan terjadi jika pembatasan azan itu dilakukan di Turki.
"Jika Anda melarang muazin untuk azan, setiap orang Palestina akan menjadi muazin dan mengumandangkan azan. Kami akan (sama) marahnya jika larangan itu diberlakukan di Istanbul," kata Gormez, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (14/2).
Ia menerangkan, lebih dari 80 masjid yang ada di Jalur Gaza telah dihancurkan lewat serangan-serangan Israel, dan baru sembilan dari itu yang telah direkonstruksi. Karena itu, Gormez menegaskan, jika Turki mendukung penuh kepada Palestina untuk merdeka.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mendirikan Palestina yang bebas dan merdeka, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," ujar Gormez.
Baca juga, Azan Terdengar di Parlemen Israel.
Sebelumnya, Komite Menteri Legislasi Israel telah menyetujui RUU larangan azan menggunakan pengeras suara. Palestina sendiri tentu mengkritik larangan itu dan merasa ada pelanggaran kebebasan beragama di sana.