REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kepolisian Jerman mengungkap sejumlah berita bohong (hoax) terkait kejahatan pengungsi di Jerman. Dilansir Washington Post, Selasa (14/2), berita-berita tersebut bahkan dipublikasikan melalui sejumlah surat kabar ternama.
Salah satunya adalah berita pelecehan seksual massal yang dilakukan pengungsi saat tahun baru. Pada 6 Februari lalu, surat kabar yang paling banyak dibaca di Jerman, Bild, melaporkan puluhan pria Arab melakukan tindak pelecehan seksual di kota Frankfurt.
Bild mengatakan pria itu melecehkan perempuan yang lewat di jalan. Pemberitaan ini kemudian jadi kekhawatiran nasional. Citra pengungsi dan migran jadi sangat buruk sehingga meningkatkan sentimen xenofobia.
Kejadian serupa kabarnya terjadi di Cologne dan sejumlah kota lain pada malam tahun baru. Sejak muncul laporan, kepolisian menyelidiki kasus dan memeriksa banyak saksi, termasuk rekaman CCTV.
Baru-baru ini polisi mengatakan tuduhan pelecehan seksual massal dalam artikel itu tanpa bukti dan tak berdasar. Bild saat ini sudah menghapus laporan tersebut dari situsnya. Pada Selasa, editor online Bild mengatakan perusahaan meminta maaf.
Selain kasus ini, masih ada puluhan tuduhan lain yang ternyata tidak benar, termasuk serangan migran pada sebuah gereja tua sambil meneriakkan Allahu Akbar. Selain itu, swafoto seorang pengungsi terkait terorisme dengan Kanselir Angela Merkel juga palsu. Menurut laporan Washington Post, sebagian besar berita di media sosial disebarkan oleh situs-situs ideologi seperti Breibart.