REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kim Jong-nam, saudara seayah dari pemimpin Korea Utara telah meminta agar ia diberikan perlindungan. Hal itu ia katakan sebelum dipaksa pergi ke pengasingan sekitar lima tahun lalu.
Ia meminta agar Kim Jong-un menarik perintah pembunuhan yang akan dilakukan. Melalui sebuah surat, Kim Jong-nam juga mengatakan kepada saudaranya itu untuk mengampuni dirinya.
"Kami tidak punya tempat untuk pergi dan bersembunyi. Kami sadar satu-satu cara melarikan diri adalah dengan bunuh diri," tulis Kim Jong-nam dalam sebuah surat seperti dilansir the Guardian, Kamis (16/2).
Permohonan dari Kim Jong-nam disampaikan oleh pejabat Korea Selatan (Korsel) melalui informasi intelijen negara tersebut. Selama bertahun-tahun, putra dari Kim Hong-il itu tersembunyi dari pandangan publik karena sang ayah yang tidak menikah secara resmi dengan ibunya.
Ia diakui sebagai cucu dari pendiri Korut, Kim Il-sung saat berusia lima tahun. Kim Jong-nam kemudian menetap di Jenewa, Swiss untuk menempuh pendidikan selama sembilan tahun.
Banyak dugaan bahwa Kim Jong-nam tewas karena perintah dari saudaranya, Kim Jong-un. Ia meninggal saat berada di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, setelah mendapat serangan dari dua perempuan yang menutup wajahnya dengan kain berisi cairan kimia.
Pejabat di Korsel mengatakan Kim Jong-un bahkan telah berupaya melakukan pembunuhan sejak 2012 lalu, namun menemui kegagalan. Ia disebut sangat membenci Kim Jong-nam yang dianggap dapat menggulingkan kekuasaannya suatu saat nanti.
"Aku hanya membencinya, jadi aku ingin menyingkirkan dia," ujar salah satu anggota parlemen Korsel, Kim Byung-kee mengutuip keterangan agen rahasia.
Baca juga, Siapa King Jong-nam?