Kamis 16 Feb 2017 16:57 WIB

Trump Buka Opsi tak Ada Negara Palestina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Amerika Serikat Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump telah mengingkari komitmen Washington untuk mendukung solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina. Trump mundur dari posisi yang telah lama dipegang teguh oleh AS dan masyarakat internasional di Timur Tengah.

Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Rabu (15/2), Trump mengatakan ia akan kembali ke solusi satu-negara jika kedua belah pihak menyetujui hal itu.

"Solusi dua negara atau satu negara, saya lebih suka jika kedua belah pihak menyetujuinya. Saya sangat senang jika ada satu solusi yang disukai kedua belah pihak. Saya bisa menerima salah satunya," ujar Trump, di Washington, dikutip Aljazirah.

"Amerika Serikat akan mendorong perdamaian dan kesepakatan damai yang benar-benar besar ... Kami akan bekerja dengan sangat serius. Tapi pihak-pihak mereka sendiri yang harus langsung menegosiasikan kesepakatan tersebut," kata Trump.

Solusi dua negara merupakan ide agar Palestina dan Israel dapat hidup berdampingan secara damai. Ide ini telah menjadi pondasi AS dan diplomasi internasional selama dua dekade terakhir.

Baca juga, Jejak Israel Menghancurkan Rumah-Rumah Palestina.

Reporter Aljazirah, James Bays, yang melaporkan dari Gedung Putih, mengatakan komentar Trump menandai adanya perkembangan yang sangat dramatis dalam upaya mencari perdamaian di Timur Tengah.

"Sekarang, untuk pertama kalinya ia membalikkan kebijakan lama AS. Trump mengatakan ia tidak terikat pada solusi dua-negara, dan itu merupakan perubahan yang pada dasarnya merobek kesepakatan lama. Hal itu akan menentang resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB dan akan melawan posisi yang disepakati masyarakat internasional," ujar Bays.

Sementara, Netanyahu mengatakan, ia ingin fokus pada substansi, bukan 'label'. Ketika ditanya terkait dukungannya terhadap solusi dua-negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement