REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Larangan imigrasi yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump, bukan ditujukan kepada warga Suriah. Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, larangan tak terbatas waktu bagi Suriah untuk memasuki AS itu, menargetkan teroris.
"(Larangan) itu untuk melawan teroris yang akan menyusupkan beberapa imigran ke Barat. Dan itu terjadi. Itu terjadi di Eropa, terutama di Jerman," kata Assad dalam sebuah wawancara dengan radio Europe 1 dan televisi TF1, Kamis (16/2).
Sebelumnya, Trump mengatakan, perintah eksekutifnya dimaksudkan untuk mencegah militan memasuki Amerika Serikat. Pemerintahannya juga menantang penangguhan yang diputuskan pekan lalu oleh hakim pengadilan banding.
"Saya pikir, tujuan Trump adalah untuk mencegah orang-orang itu (teroris) datang ke AS, bukan menargetkan rakyat Suriah," kata Assad.
Pemerintahan Assad sering memberikan kritik kepada negara-negara Barat atas dukungan mereka terhadap kelompok-kelompok pemberontak Suriah, yang seluruhnya dianggap Damaskus sebagai teroris. Assad memperingatkan, dukungan tersebut dapat menyebabkan serangan militan di seluruh dunia.
Trump sejauh ini belum menetapkan kebijakan yang jelas terkait Suriah. Namun, dia telah memberikan indikasi akan mengurangi dukungan AS untuk kelompok-kelompok pemberontak. Ia juga mengatakan, ingin memperbaiki hubungan dengan Rusia, yang diketahui Presiden Vladimir Putin adalah sekutu internasional terkuat Assad.
Meski demikian, Assad tidak menjelaskan, apakah larangan imigrasi Trump merupakan kebijakan yang tepat. Ia juga menyatakan, masih akan menunggu kebijakan lainnya yang akan diterapkan Trump terhadap negaranya.