REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Peretas pemerintah Rusia menggunakan jenis baru virus Internet untuk menyerang jaringan listrik dan sistem keuangan di Ukraina. Hal itu diungkapkan Kepala Staf Keamanan Ukraina Oleksandr Tkachuk dalam jumpa pers, yang disiarkan televisi, Rabu (15/2) waktu setempat.
Menurut Tkachuk, virus baru disebut "telebots" itu tidak hanya dirancang untuk mencuri data pribadi pengguna Internet, tetapi juga untuk menyerang lembaga pemerintah.
Tkachuk mengatakan, serangan siber itu didalangi pemerintah Rusia bekerja sama dengan perusahaan peranti lunak swasta dan peretas. Kelompok itu terlihat ingin membuat virus pencuri informasi, yang disebut "BlackEnergy".
Pemerintah Ukraina menuduh Rusia telah memulai perang siber dengan pihak mereka. Hubungan kedua negara tengah meregang, khususnya setelah Rusia menganeksasi Krimea pada 2014, dilanjutkan dengan banyaknya aksi pemberontakan di wilayah itu.
Pemerintah Ukraina menduga pemberontak didukung oleh pemerintah Rusia. Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.
Meski demikian, pemerintah Rusia berulang kali menyangkal tuduhan peretasan, termasuk yang pernah terjadi saat pemilihan presiden Amerika Serikat.
"Ada informasi bahwa tidak hanya staf khusus Rusia yang terlibat dalam serangan siber, tetapi juga perusahaan informasi dan teknologi serta kelompok peretas ilegal yang berdomisili di wilayah Rusia," kata Tkachuk tanpa menyebut waktu kejadian.
Virus itu dirancang untuk melumpuhkan bagian spesifik infrastruktur sektor industri, misalnya saja jaringan listrik, tambahnya.
Pemerintah Ukraina mengaku telah menangkal sekitar 6.500 serangan siber pada November dan Desember lalu. Presiden Ukraina Petro Poroshenko mendesak agar dunia, dipimpin Amerika Serikat, segera menindak perbuatan Rusia itu.
Ukraina menyalahkan para peretas karena telah memadamkan jaringan listrik di ibukota, Kiev Desember lalu, dan menyerang Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, serta Bendahara Negara yang bertugas mengalirkan dana ke lembaga pemerintah. "Peretas berserta robotnya di internet adalah senjata penting Rusia menyerang Ukraina," kata Tkachuk.
"Dugaan itu diperkuat keterangan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa, yang mengaku prasarana pentingnya kerap diserang peretas dari Rusia atau wilayah federasinya," kata Tkachuk.