Ahad 19 Feb 2017 13:42 WIB

Cina Tetap Tentang Sistem Anti Rudal Korsel

Rep: Puti Almas/ Red: Winda Destiana Putri
Rudal (ilustrasi)
Foto: presstv
Rudal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MUNICH -- Pemerintah Cina tetap menetang adanya rencana penyebaran sistem anti rudal canggih oleh Korea Selatan (Korsel) di wilayah semenanjung Korea. Menurut negara itu, ada kekhawatiran bahwa tindakan itu kemungkinan dapat merugikan.

Salah satunya adalah sistem radar yang kuat dapat menembus wilayah Cina. Rencana penyebaran sistem pertahanan rudal yang dikenal dengan nama High Altitude Area Defense (THAAD) itu datang menyusul ancaman program nuklir Korea Utara (Korut) yang dilakukan sepanjang 2016.

Bersama dengan Amerika Serikat (AS), Korsel merasa perlu melakukan upaya penyebaran THAAD untuk melindungi wilayah negara dari ancaman rudal dan senjata nuklir yang diluncurkan Korut. Namun, Cina menilai hal itu hanya memberi keamanan kepada satu pihak.

"Keamanan satu negara tidak harus didirikan dengan dasar merugikan keamanan negara lain, meski kami mengerti kebutuhan Korsel dalam hal itu," ujar menteri luar negeri Cina Wang Yi dilansir laman Reuters di sela-sela pertemuan keamanan di Munich, Jerman, Sabtu (18/2).

Ia juga menuturkan bahwa Korsel harus menghormati posisi Cina. Di lain sisi, Wang menekankan bahwa upaya perdamaian dengan Korut tidak boleh dilepaskan begitu saja. "Semua pihak yang menegakkan resolusi Dewan Keamanan PBB harus proaktif mencari solusi melanjutkan negosiasi unntuk masalah nuklir Korut di semenanjung Korea," jelas Wang.

Korsel dan Korut secara teknis masih berperang setelah perang Korea berakhir dengan perjanjian gencatan senjata, bukan perdamaian pada 1950-1953. Korut dalam sejumlah pernyataan mengancam Korsel dan sekutu utama negara itu, AS dengan program nuklir mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement