REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Satu keluarga Palestina terpaksa mengungsi setelah terpaksa menghancurkan rumah mereka sendiri yang berada di kawasan Bir Ayoub, Silwan, Jerusalem Timur. Pembongkaran dilakukan untuk menghindari mahalnya biaya bongkar rumah yang ditetapkan pemerintah kota.
Pemilik rumah, Haji Saleh Shweiki, mengatakan, pemerintah kota menetapkan biaya 80 ribu shekel atau sekitar 21.600 dollar untuk membongkar rumah. Anggota keluarganya mulai menghancurkan interior rumah sejak Sabtu (18/2) lalu.
"Saya harus menentukan dua pilihan yang sangat sulit, yakni menghancurkan rumah di mana anak, cucu telah dibesarkan selama sepuluh tahun terakhir atau mengizinkan buldozer menghancurkan rumah kami," ujar Shweiki sebagaimana dilansir dari Middle East Monitor, Senin (20/2).
Ia menuturkan, pembongkaran rumah sempat ditunda beberapa kali selama beberapa tahun terakhir. Perintah untuk membongkar rumah dari dari pemerintah kota dikeluarkan baru-baru ini.
Juru bicara panitia lokal untuk Palestina di Silwan, Fakhri Abu Diab, mengatakan, bahwa lembaga pendudukan Israel telah melancarkan serangan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Silwan. Serangan dilakukan dalam bentuk penyitaan tanah, penghancuran, dan metode lainnya, untuk menerapkan tekanan pada penduduk pribumi dan memaksa mereka untuk meninggalkan kota. Untuk diketahui, permukiman warga tersebut berbatasan dengan Masjid Al Aqsa dan Kota Tua Jerusalem.