REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Menteri Luar Negeri Bangladesh meminta komunitas internasional untuk menghentikan aliran pengungsi Rohingya dari Myanmar. Setidaknya 10 ribu orang sudah mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh.
Kepala utusan PBB di Myanmar yang berkunjung ke Dhaka, Menteri Luar Negeri Bangladesh A.H Mahmood Ali mengatakan, resolusi damai harus dilakukan. Ali juga menyebut, Dhaka sudah mengupayakan pembicaraan bilateral dengan Myamar dalam konteks kerja sama keamanan. Ali menilai aliran pengungsi dari Myanmar mengancam warga lokal dan keamanan Bangladesh, demikian dilansir Reuters, Senin (20/2).
Hampir 70 ribu warga Rohingya mengungsi dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar ke Bangladesh untuk menghindari tekanan militer di sana. Kisruh di Rakhine pecah sejak 9 Oktober 2016 lalu dimana Myanmar menuding para militan Rohingya mendalangi pecahnya kisruh.
Para pengungsi itu menjadi tambahan atas sekitar 200 ribu pengungsi Rohingya yang sudah masuk Bangladesh sebelumnya dan hidup ilegal. Warga Rohingya sendiri berada dalm dilema. Mereka mengalami diskriminasi turun temurun di Myanmar.
Mereka tak dianggap sebagai suku dan tidak diberikan kewarganegaraan karena dianggap imigran ilegal dari Bangladesh. Di Bangladesh, para pengungsi Rohingya juga diminta kembali ke Myanmar.