REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan kecaman pertamanya terhadap insiden anti-Semitik, Selasa (21/2). Sebelumnya pusat komunitas Yahudi jadi sasaran ancaman bom.
Ancaman bom pada Senin membuat sejumlah pusat komunitas dievakuasi. Pusat Yahudi di San Diego, California dievakuasi pada Selasa pagi. Vandalisme juga dilaporkan terjadi di pemakaman Yahudi.
Sekitar 170 nisan di pemakaman Chesed Shel Emeth Society di St Louis, Missouri jadi sasaran sepanjang akhir pekan. Trump mengatakan, ancaman anti-Semitik menargetkan komunitas Yahudi sangat menyedihkan dan menyakitkan.
"Ini adalah pengingat yang sedih, masih banyak yang harus dilakukan untuk menghapuskan kebencian, prasangka dan kejahatan," kata Trump pada reporter. Kecamannya itu diutarakan pada akhir tur National Museum of African American History and Culture di Washington.
Trump mengaku, seorang anti-Semitik. Satu putrinya, yakni Ivanka, pindah kepercayaan jadi Yahudi. Ia punya cucu Yahudi dan banyak pekerja di bisnisnya adalah Yahudi.
Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer mengatakan, Trump akan membuat kebijakan untuk mengatasi ancaman terhadap organisasi Yahudi. Langkah ini kemungkinan dilakukan dalam beberapa bulan kedepan.
Muslim menjadi sasaran prasangka pelaku penyebar ancaman. Selama ini, kebijakan anti-Muslim dan imigran Trump dibela oleh sejumlah komunitas Yahudi.
Council on American-Islamic Relations (CAIR) telah menawarkan bantuan untuk mencari pelaku penyebar ancaman. CAIR membuat sayembara berhadiah 5.000 dolar AS untuk setiap informasi yang mengarahkan pada pelaku di balik insiden.
Kelompok HAM Islam ini mengatakan umat Muslim juga punya tanggung jawab untuk mendukung upaya menghapus ancaman menargetkan kelompok minoritas.