REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Sekelompok ulama Islam di Perth telah mendesak para pengikutnya tidak memilih Partai Liberal dalam pemilu negara bagian, menyusul kesepakatan partai tersebut dengan Partai One Nation. Dewan Islam Perth mengatakan, komunitas Muslim ingin memberi Menteri Utama Australia Barat Colin Barnett tamparan keras karena mengubah haluannya ke Partai One Nation bentukan politikus fasis Pauline Hanson.
"Para Imam telah mendesak umat sebagai warga negara, Muslim di Australia Barat harus memberi suara mereka untuk menghukum aliansi sesat Barnett dengan partai rasialis dan anti-Islam One Nation," tulis dewan tersebut di situsnya.
Dewan Islam Perth mendesak para pemilih Muslim untuk memilih Partai Hijau menyusul kesepakatan preferensi, yang berarti Partai Liberal Australia Barat memberi dukungan kepada Partai One Nation menjelang pemilu di negara bagian itu.
Dewan Islam Perth menyebut, kesepakatan itu berarti Partai Liberal di Australia Barat tampak mendukung politik rasialisme, memecah-belah dan ancaman dan munculnya One Nation sekali lagi menempatkan komunitas Muslim menjadi sasaran propaganda kebencian.
"Setelah menimbulkan ketakutan, kebencian dan kecurigaan, ia [Pauline Hanson] kemudian memanfaatkan ketidaktahuan warga Australia dengan menyebarkan tuduhan palsu bahwa umat Islam berusaha menerapkan hukum syariah di Australia," kata Dewan Islam Perth dalam pernyataan yang ditandatangani oleh tujuh imam Perth.
"Ia juga memiliki kebijakan yang mencakup larangan penggunaan burka dan larangan total migrasi Muslim ke Australia dengan alasan bahwa jika mereka tak bertindak melawan Islam akan ada 'terorisme di jalanan' dan 'warga Australia yang dibunuh'," tulis Dewan Islam Perth.
Pernyataan itu mengatakan, Partai Hijau menghargai keragaman budaya, penghormatan dan toleransi dan telah menunjukkan komitmen untuk membela hak-hak semua orang tanpa memandang ras, suku atau agama. Mereka yang menandatangani pernyataan itu adalah Syaikh Hisham Obeid, Faizal Ghafoor, Yusuf Parker, Mirsel Kozica, Shabir Moosa, Safdar Parker dan Mohammed Shakeeb.
Tapi Menteri Utama Barnett membantah pesan sang imam, dengan mengatakan pemerintahannya menerima dan mendukung orang-orang dari semua latar belakang agama dan ras. "Saya akan katakan kepada imam dan setiap umat Muslim, nilailah kami sebagaimana Anda melihat kondisi Australia Barat dan nilailah kami sebagaimana Pemerintahan ini telah membuat Anda merasa diterima," kata Barnett.
"Saya harap warga akan berpikir tentang suara mereka dan tak sekadar beralih ke sudut pandang yang saya pikir tak adil," sambungnya.
Pemimpin Partai Hijau Richard Di Natalie mengatakan ia tak terkejut dengan sikap para pemimpin Islam. Ia menyebut, Australia memiliki sejarah memperlakukan imigran dengan buruk.
"Teman-teman saya datang ke sini di tahun 60-an dari Italia, imigran pascaperang, mereka mengalami banyak hal yang sama seperti yang kita lihat sekarang di komunitas Muslim," tuturnya.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 18:30 WIB 22/02/2017 oleh Nurina Savitri.