REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kedutaan Korea Utara meragukan pernyataan Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar yang menyebut dua perempuan pembunuh Kim Jong-nam menggosok zat beracun ke wajah korban dengan tangan kosong.
"Malaysia telah melakukan penyelidikan berdasarkan rekaman CCTV yang dirilis ke publik dan tersangka perempuan telah menyeka racun di wajah korban dengan tangan mereka sendiri. Lalu bagaimana mungkin mereka bisa hidup setelah insiden tersebut?," ujar pemerintah Korut seperti dikutip the Star, Kamis (23/2).
Oleh karena itulah kedutaan Korea Utara menyimpulkan, pernyataan polisi Malaysia tentang penyebab kematian Kim Jong-nam adalah racun sebagai sebuah lelucon. Pihaknya menduga ada penyebab lain yang mengakibatkan hilangnya nyawa saudara seayah pemimpin besar Korea Utara Kim Jong-un itu.
Oleh karena itu, kedutaan mengatakan, pemerintah Malaysia harus segera melepaskan dua perempuan asal Indonesia dan Vietnam serta warga Korea Utara yang tidak bersalah.
Sebelumnya, Khalid mengatakan tersangka perempuan diperintahkan untuk mencuci tangan mereka setelah melakukan perbuatannya. Tersangka mengetahui bahan kimia yang mereka gunakan adalah beracun.
Pihak kedutaan juga mengulangi klaimnya bahwa Malaysia telah berkolusi dengan Korea Selatan dalam penyelidikan. Hal tu sangat menghina kedaulatan Korea Utara.
"Ini adalah tindakan ilegal melanggar hukum internasional, adat istiadat dan hak istimewa diplomatik, dan pada saat yang sama merupakan bukti nyata bahwa Malaysia berpihak dengan tuduhan Korea Selatan," katanya.
Baca juga, Siapa Kim Jong-nam?