REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan tetap berkomitmen terhadap solusi dua negara antara Israel dan Palestina. Ia nampaknya memilih tidak lagi mengatakan menyerah untuk perdamaian di Timur Tengah.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 15 Februari lalu, Trump menyatakan pemerintahannya tidak lagi bersikeras dalam menciptakan solusi dua negara. Dengan demikian, AS tidak lagi bersikeras agar Palestina menjadi sebuah negara merdeka yang berdampingan dengan Israel di masa depan.
Pernyataan Trump yang berbeda kali ini sekaligus menyatakan pemerintahan AS tetap mendukung upaya perdamaian tecipta di kawasan Timur Tengah tersebut. Meski demikian, miliarder itu mengaku tetap akan melihat apa yang diinginkan masing-masing pihak, baik Israel maupun Palestina.
"Saya tetap menyukai solusi dua negara, tapi saya akan puas dengan apa pun yang kedua pihak sepakati," ujar Trump dalam sebuah wawancara khusus pada Kamis (23/2).
Baca: Trump tak Lagi Dukung Solusi Dua Negara Palestina-Israel
Solusi dua negara menjadi salah satu opsi untuk mengakhiri konflik dengan dibuatnya dua negara untuk dua warga. Dengan hal itu, Palestina akan menjadi sebuah negara merdeka dalam wilayah-wilayah yang selama ini menjadi sengketa, yaitu Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, yang berdampingan dengan Israel.
Israel menetapkan kebijakan pembangunan permukiman Yahudi di sejumlah wilayah tersebut setelah perang pada 1967. Israel tidak menginginkan Palestina berdiri sebagai sebuah negara merdeka dan hanya menjadi daerah otonomi di bawah administrasi mereka.
PBB bersama dengan negara-negara Arab, Uni Eropa, Rusia, hingga AS menjadi pendukung utama solusi dua negara. Sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) badan dunia itu, Antonio Guterres juga memperingatkan ide meninggalkan upaya perdamaian seperti yang dikatakan oleh Trump adalah hal yang sangat buruk.
Trump juga mendapat kecaman dengan sikap yang mendukung pembangunan permukiman Israel di wilayah sengketa dengan Palestina. Meski kali ini ia berjanji AS tetap bekerja menuju kesepakatan damai, namun tidak ada cara baru apa pun yang mungkin akan dilakukan Negeri Paman Sam.