Jumat 24 Feb 2017 14:58 WIB

Ini yang akan Dibahas Presiden Jokowi dan PM Turnbull di Australia

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull
Foto: abc
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana menteri Australia the Hon Malcolm Turnbull, menantikan kehadiran Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, di Australia pada 25 -26 Februari. Ia mengatakan, kunjungan ini akan menyoroti semakin mendalamnya hubungan ekonomi dan strategis Australia dengan Indonesia.

''Hubungan bilateral dengan Indonesia sangat penting bagi kedua negara dan tidak pernah lebih kuat dari sebelumnya. Sebagai teman dan tetangga dekat, Australia dan Indonesia memiliki sejarah bersama yang panjang,'' kata Turnbull, dalam siaran persnya, Jumat (24/2).

Menurut Turnbull, sebagai negara demokrasi yang memiliki keragaman budaya, Australia dan Indonesia telah memiliki kemitraan abad 21 yang kukuh meliputi bidang kerja sama luas, dari perdagangan, pariwisata, penanggulangan terorisme, pendidikan dan penanganan bencana.

Selama kunjungan ini, lanjut dia, Jokowi akan hadir dalam Pertemuan Tahunan Pimpinan sementara, untuk memperkuat hubungan Australia dan Indonesia. Pertemuan itu untuk mengidentifikasi peluang untuk memperluas hubungan ekonomi, investasi dan perdagangan.

''Itu akan menjadi fokus pembicaraan kami, termasuk komitmen kami untuk merampungkan kesepakatan kemitraan ekonomi yang komprehensif yang bermutu tinggi pada akhir tahun ini,'' ucapnya.

Turnbull menyatakan, kesepakatan ini akan menguntungkan baik warga Indonesia dan Australia, menghasilkan banyak lapangan pekerjaan, mempromosikan bisnis dan mendorong investasi.

Apalagi, kata dia, Indonesia adalah salah satu mitra paling berharga bagi Australia di bidang penanggulangan terorisme. Kerja sama praktis kita memastikan warga kita lebih aman dan kawasan kita terjaga.

''Saya menantikan pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo dan membalas sambutan hangat yang saya terima selama kunjungan saya ke Jakarta pada 2015,'' harap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement