REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu di sela-sela kunjungan resminya ke Australia, mengatakan, menolak apa yang disebut dengan 'Negara Palestina'. Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Australia, Malcom Turnbull, dia mempertanyakan, kembali eksistensi sebuah negara bernama Palestina itu.
“Lantas bagaimana tabiat negara itu? Apakah akan menjadi ancaman bagi Israel? Apakah akan dikuasai oleh kekuatan Islam radikal?” demikian sederet pertanyaan Netanyahu.
Dia pun menghindari pertanyaan terkait aktivitas pencaplokan wilayah Palestina di Tepi Barat yang gencar dilakukan oleh aparat Israel. Sama halnya, dia juga tidak menyinggung masalah Jalur Gaza yang hidup di bawah kendali Israel.
Netanyahu justeru menuding bahwa Jalur Gaza kini menjadi negara teroris yang disponsori oleh Iran. “Hamas menembakkan ribuan roket ke wilayah Israel,” kata Netanyahu.
Terkait penyelesaian konflik, Netanyahu kembali mempertegas syarat-syarat yang diinginkan Israel, antara lain, rakyat Palestina harus mengakui eksistensi 'Negara Yahudi'. Netanyahu mengatakan, “Bagaimana mungkin rakyat Palestina mendamba pendirian negara Palestina, pada saat yang bersamaan mereka menyerukan untuk menghancurkan negara Yahudi.”