REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menilai kedatangan Raja Salman beserta rombongan ke Indonesia adalah kunjungan bersejarah yang menunjukkan Indonesia memiliki daya tarik sangat tinggi bagi Arab Saudi. "Kunjungan Raja Salman ini adalah kunjungan Raja Kerajaan Arab Saudi yang pertama setelah 46 tahun lalu, Raja Faisal berkunjung ke Indonesia," kata Taufik Kurniawan melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Menurut Taufik, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar menjadi yang potensial, bukan hanya dari perspektif budaya, tapi juga sosial, politik, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan. "Posisi itulah yang seharusnya dapat dimanfaatkan demi kepentingan Indonesia dalam percaturan di tingkat global, khususnya dengan negara-negara besar dan maju, seperti Arab Saudi," katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan, kunjungan Raja Salman ini memang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada Januari lalu, Presiden Indonesia serta pimpinan DPR RI telah menerima kunjungan Ketua Majelis Syuro Arab Saudi, Ibrahim Al-Syeikh ke Indonesia untuk memberitahukan rencana kunjungan Raja Salman sekaligus meminta persiapan dari Indonesia.
Pimpinan DPR RI juga menerima kunjungan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Mohammed Alshuibi.
Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan ini juga menjelaskan, banyak hal yang akan dibicarakan dalam kunjungan tersebut. Di antaranya beberapa hal penting yang menyangkut kepentingan kerja sama kedua belah pihak, seperti perjanjian kerja sama investasi.
"Ini adalah kesempatan penting dalam perspektif ekonomi. Arab Saudi sudah mewacanakan kerja sama investasi tersebut sebelumnya dengan nilai kerja sama yang hampir mencapai 300 triliun," katanya.
Menurut Taufik, kerja sama ini sangat menguntungkan, karena potensi investasi di Indonesia begitu besar. Rencana investasi dari Arab Saudi ini, kata dia, sejalan dengan program Presiden Joko Widodo yang sedang menggalakkan aspek investasi untuk menumbuhkan perekonomian dalam negeri.
Kedua, kerja sama tenaga kerja. Menurut dia, jutaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mencari nafkah di Arab Saudi, yang dapat menguntungkan kedua pihak. Ketiga, sebagai negara Muslim terbesar, Indonesia juga merupakan negara yang mengirimkan jamaah haji terbesar dalam setiap musim haji ke Arab Saudi.
"Karena itu, wajar Indonesia meminta penambahan kuota yang selama ini telah ada. Apalagi setelah perluasan Masjid Haram di Makkah dan beberapa destinasi ibadah lainnya di wilayah tersebut," katanya.
Baca juga, Keluarga Kerajaan Arab Saudi Direncanakan Kunjungi Lombok.
Keempat, Indonesia sebagai negara demokrasi, dapat memanfaatkan kunjungan ini untuk membicarakan peran Indonesia dan Arab Saudi dalam meredakan ketegangan konflik di negara-negara Muslim. Kemudian memberi kontribusi bagi solusi terhadap ancaman terorisme, khususnya menekan paham-paham radikal.