Selasa 28 Feb 2017 08:40 WIB

Trump Sambut Diplomat Cina di Gedung Putih

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Donald Trump
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyambut diplomat tinggi Cina, Penasihat Negara Yang Jiechi, di Gedung Putih, Senin (27/2). Pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama Trump dengan pejabat Cina di tengah ketegangan yang sedang terjadi di antara kedua negara.

Yang Jiechi bertemu dengan Trump setelah mengadakan pembicaraan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS, H.R. McMaster. Dia juga sempat bertemu dengan penasihat senior Gedung Putih sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, dan Kepala Strategi Gedung Putih, Steve Bannon.

Gedung Putih menyatakan, pertemuan itu merupakan kesempatan bagi kedua negara untuk membahas isu-isu keamanan. Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan, mereka membicarakan kerjasama bilateral dan kemungkinan untuk mengatur pertemuan antara Trump dan Xi, meski belum menetapkan tanggal pasti.

Pertemuan Yang dengan Trump dilaporkan berlangsung lima sampai tujuh menit. Juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, menyebut pertemuan itu sebuah kesempatan untuk mengatakan 'hai' kepada Presiden Trump, sebelum Yang meninggalkan AS.

 

"Ini adalah kesempatan untuk memulai percakapan dan berbicara dengan mereka (Cina) tentang keamanan nasional yang menjadi kepentingan bersama," kata Spicer, dalam konferensi pers.

Mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Cina, Yang mengatakan kepada Trump bahwa Cina bersedia meningkatkan pertukaran di berbagai bidang dengan Amerika Serikat. Cina juga berniat untuk memperluas koordinasi dan kerjasama, serta menghormati kepentingan inti satu sama lain.

"Memastikan pembangunan yang stabil dan kuat antara Cina-AS. Ikatan pasti akan menguntungkan kedua bangsa dan dunia secara keseluruhan," ujar Yang.

Yang mengunjungi AS setelah mendapat undangan dari Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson. Pekan lalu, keduanya terlibat percakapan telepon dan menegaskan pentingnya hubungan yang konstruktif antara AS dan Cina.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement