REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang diplomat Korea Utara (Korut) tiba di Beijing pada Selasa (28/2) untuk melakukan pembicaraan dalam kunjungan pertama tingkat tinggi sejak Juni tahun lalu. Setelah Cina menghentikan impor batubara dari negara miskin di bawah sanksi PBB.
Sekutu diplomatik utama Korea Utara mengatakan akan melarang impor batu bara sekitar sepekan. Hal itu setelah Korut terisolasi bulan ini karena telah menguji rudal balistik jarak menengah untuk pertama kalinya sejak Presiden AS Donald Trump menjabat.
Kantor berita Jepang Kyodo melaporkan, Wakil Menteri Luar Negeri Korut Ri Kil Song tiba melalui udara di ibukota Cina. Ini merupakan kunjungan pertama sejak perjalanan pada Juni lalu oleh Ri Su Yong, anggota dari partai politbiro yang berkuasa di negara itu.
Tidak ada penjelasan mengenai agenda pasti dari kunjungan tersebut. Namun diperkirakan Ri akan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior Cina.
Kunjungan ini dilakukan setelah Korea Utara mengeluarkan celaan terhadap langka Cina. Korut menilai Cina lebih menuruti Amerika Serikat untuk menghentikan impor batu bara daripada peduli terhadap program nuklir dan rudal Korut.
Langkah tersebut bertujuan untuk mematuhi sanksi dari PBB yang diberlakukan setelah Korea Utara melakukan uji coba nuklir. Sebelumnya juga dilakukan pada bulan September.
Dalam sebuah wawancara Reuters, Trump mengatakan ia menyambut larangan Cina. Tapi menurutnya Beijing bisa memecahkan tantangan yang ditimbulkan oleh Korea Utara. "Sangat mudah jika mereka menginginkannya," kata Trump. Hal ini seperti memberikan tekanan pada Cina untuk berbuat lebih banyak.
Cina kemudian menepis tekanan tersebut dari Trump atas perannya di Korea Utara. Pihaknya mengatakan inti dari masalah ini adalah sengketa antara Washington dan Pyongyang.