Kamis 02 Mar 2017 09:21 WIB

Pasukan Irak Terlibat Bentrokan Sengit dengan ISIS di Mosul

Polisi Irak keluar dari kendaraan perangnya yang rusak selama perang antara pasukan keamanan Irak dan militan ISIS di Mosul barat, Irak, Rabu, 1 Maret 2017.
Foto: AP Photo/Khalid Mohammed
Polisi Irak keluar dari kendaraan perangnya yang rusak selama perang antara pasukan keamanan Irak dan militan ISIS di Mosul barat, Irak, Rabu, 1 Maret 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Pasukan keamanan Irak pada Rabu (1/3) terlibat bentrokan sengit dengan anggota kelompok ISIS di pinggir barat Mosul, sementara pasukan lain bergerak maju di daerah pedesaan di bagian lain tersebut.

Polisi federal dan pasukan khusus Kementerian Dalam Negeri Irak, yang dikenal dengan nama Pasukan Reaksi Cepat, melancarkan operasi pembersihan pada gedung dan jalan di Permukiman Tayan dan Jawsaq yang dibebaskan belum lama ini di pinggir selatan Mosul, kata Komando Operasi Gabudngan di dalam satu pernyataan.

Selama hari itu, bentrokan menewaskan 15 petempur ISIS dan seorang penembak jitu serta menghancurkan empat gedung yang dipasangi peledak. dua bom mobil dan satu lokasi pembuatan bom, kata pernyataan tersebut. Operasi pembersihan itu dilancarkan saat tentara merebut kembali Permukiman Jawsaq dan mengamankan kaki jembatan strategis di Sungai Tigris, yang oleh warga setempat dinamakan Jembatan Keempat, dan membawa tentara ke ujung Permukiman Dawassa, tempat gedung utama pemerintah berada.

Personel komando dari Dinas Kontraterorisme (CTS) terus membuat kemajuan di Permukiman Wadi Hajar di pinggir selatan kota itu. Mereka merebut kembali 70 persen permukiman di tengah bentrokan sengit dengan petempur ISIS.

Pasukan khusus CTS juga sepenuhnya membersihkan bangunan di Permukiman Mamoun, dan pada saat yang sama membuat kemajuan awal di Permukiman Mansour, yang berdampingan, sehingga tak kurang dari 40 anggota ISIS tewas. Di luar kota tersebut, Divisi Ke-9 Angkatan Darat dan satuan paramiliter Syiah Hashd Shaabi bergerak maju melalui gurun terbuka di sebelah barat Mosul.

Operasi sebelah barat Mosul itu bertujuan memutus jalan antara Mosul Barat dan Kota Kecil Tal Atar, yang dikuasai ISIS, guna mencegah gerilyawan fanatik melakukan pemasokan kembali atau mundur saat mereka menghadapi tekanan dari pasukan Irak yang bergerak maju ke arah selatan.

Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi, yang juga adalah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, pada 19 Februari mengumumkan dimulainya serangan untuk mengusir anggota IS dari sisi barat Mosul, yang dikenal dengan nama Pinggir Kanan Sungai Tigris, yang membelah kota itu. Pada akhir Januari, Al-Abadi mengumumkan pembebasan pinggir timur Mosul, atau Tepi Kiri Sungai Tigris, setelah lebih dari 100 hari pertempuran melawan petempur ISIS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement