REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jaksa Agung dalam pemerintahan Presiden Donald Trump, Jeff Sessions dilaporkan telah dua kali berbicara dengan Duta Besar Rusia untuk AS selama masa kampanye presiden 2016. Informasi tersebut dilaporkan The Washington Post dengan mengutip pernyataan dari para pejabat Departemen Kehakiman.
Menurut laporan itu, Sessions bertemu dengan Duta Besar Rusia Sergey Kislyak pada September 2016, ketika para pejabat intelijen AS sedang menyelidiki dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan presiden. Komunikasi dengan Kislyak ini membuat Penasihat Keamanan Nasional, Michael Flynn memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya.
Sessions, mantan senator dari Alabama, tidak mengakui percakapan dengan Kislyak dalam sidang konfimasi Senat pada awal 2017. Senat saat itu menanyakan mengenai kemungkinan adanya kontak antara tim kampanye Trump dan Moskow.
"Saya dipanggil sebagai wakil, satu atau dua kali selama kampanye itu dan saya tidak melakukan komunikasi dengan Rusia," ujar Sessions, dikutip The Guardian, Kamis (2/3).
Juru bicara Sessions, Sarah Isgur Flores, membantah Sessions telah menipu Komite Peradilan Senat selama sidang konfirmasi. "Tidak ada yang menyesatkan dari jawabannya. Selama sidang ia ditanyai tentang komunikasi antara Rusia dan tim kampanye Trump, bukan tentang pertemuannya sebagai senator dan anggota Komite Angkatan Bersejata," ujar Flores.
Ia menyatakan, Sessions telah melakukan lebih dari 25 percakapan dengan duta besar negara asing tahun lalu selama menjadi anggota Komite Senat Angkatan Bersenjata. Sebagai Jaksa Agung baru, Sessions akan melakukan pengawasan yang signifikan terkait penyelidikan yang dilakukan oleh FBI dalam dugaan intervensi Rusia dalam pemilu AS. Komite intelijen Senat dan DPR masing-masing melakukan penyelidikan terpisah terkait masalah ini.
Senator Republik Lindsey Graham dari South Carolina mengatakan Sessions harus mengundurkan diri dari penyelidikan FBI. "Saya tidak tahu ada sesuatu antara tim kampanye Trump dan Rusia. Saya tidak akan memberikan tanggapan berdasarkan artikel surat kabar. Jika ada sesuatu yang naik ke penyelidikan, jelas bagi saya Jeff Sessions yang merupakan teman saya, tidak bisa membuat keputusan tentang Trump," kata Graham.