REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kaisar Akihito dari Jepang bertemu warga Vietnam yang merupakan keturunan tentara Jepang dalam Perang Dunia II, Kamis (3/3). Pertemuan tersebut merupakan salah satu dari agenda kunjungan yang dia manfaatkan untuk mengobati luka akibat perang.
Sekitar 16 ahli waris hasil perkawinan perempuan Vietnam dengan tentara Jepang bertemu kaisar yang berusia 83 tahun itu dan Permaisuri Michiko yang telah berusia 82 tahun. Di antara ahli waris itu terdapat, Nguyen Thi Xuan, janda berusia 94 tahun.
Sebagian besar anggota ahli waris itu berusia sekitar 60-an.
"Kami ingin berbagi pemahaman mengenai masa-masa sulit Anda pada masa lalu," kata permaisuri kepada Xuan.
Pada saat sebagian besar tentara Jepang pulang dari wilayah pendudukan di Indochina setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada 1945, sekitar 600 orang sisanya bergabung dengan pemimpin Liga Kemerdekaan Vietnam (Viet Minh) Ho Chi Minh dalam memerangi pasukan kolonial Prancis.
Setelah perang berakhir, sejumlah mantan tentara kembali ke Jepang, namun sebagian masih tinggal bersama keluarganya di Vietnam.
"Saya begitu terharu bertemu kaisar dan permaisuri hari ini. Meskipun sekarang sudah tua, mereka masih bersedia terbang jauh-jauh ke sini untuk menemui kami," kata Xuan yang merupakan janda satu-satunya yang menghadiri pertemuan tersebut.
Meskipun Kaisar Akihito tidak memiliki kekuasaan secara politis, lawatannya ke luar negeri sering kali membawa faktor diplomatik dan kunjungan ke Vietnam itu dilakukan pada saat hubungan antara Jepang dan Vietnam menguat karena sama-sama memiliki perhatian terhadap kebangkitan Cina.
Jepang merupakan negara donor terbesar Vietnam lebih dari empat dasawarsa. Untuk investasi swasta, Jepang menduduki peringkat kedua setelah Korea Selatan.
"Kami berterima kasih dan berharap hubungan di antara kami akan lebih bagus dan lebih baik lagi," tutur Xina setelah dia mendapatkan pelukan hangat dari pasangan kekaisaran Jepang tersebut.